CALEG PKB BULLY PAKAIAN REKTOR; Mahasiswa UIN KHAS Jember Kecewa

AGITASI.ID, JEMBER – Setelah rektor lama turun jabatan (sebab tak boleh serakah), akhirnya Universitas Kiai Haji Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember dipimpin seorang guru besar dan mantan wakil rektor sebelumnya, yakni “Prof. Hefni Zain, S.Ag.,M.M.CPEM”. Namanya hanya dua kata, kalah panjang pada titelnya. Dalam jurnalistik umum, lumrahnya titel tersebut tidak disebutkan. Namun, memandang pentingnya level pengetahuan dalam dunia akademik, tampaknya dalam tulisan informatif ini perlu ditegaskan. Alasannya, tentu karena fenomena yang diberitakan adalah “tidak lumrah seorang calon legislatif, membully tokoh dan pimpinan pendidikan tinggi soal penampilan“.

Lumrahnya fenomena kepemimpinan baru dalam organisasi, pasti inovasi dan gagasan berlian ditunggu-tunggu oleh para anggotanya. Tak terkecuali, kepemimpinan baru UIN KHAS Jember. Seluruh civitas akademika (termasuk kalangan mahasiswa), sedang berharap-harap cemas dalam menunggu terobosan-terobosan kebijakan rektor barunya. Tiba-tiba di tengah kecemasan yang berjema’ah, ada pamflet yang dipublish dalam media resmi Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN KHAS. Isinya cukup membuat terpesona. Pasalnya, tertulis pengumuman adanya kegiatan dialog kebangsaan. “Wah, keren. Saya penasaran”, ujar Ainun, seorang mahasiswa asal Banyuwangi yang saat ini menjabat sebagai Presiden Mahasiswa. Ia bercerita pada crew agitasi.id, acara ini sebagai dianggap sebagai terobosan pertama pengembangan intelektual di kampusnya.

Bacaan Lainnya

Telah diumumkan dalam pamflet yang mengesankan itu, pelaksanaannya ditempatkan di Aula Gedung Kuliah terpadu lantai tiga pada tanggal 03 Desember 2023. Sebagai presiden mahasiswa, Ainun mengaku perlu dan berkenan hadir untuk menyaksikan acara bersejarah tersebut. Selain merupakan terobosan rektor baru, juga sangat unik. Sebab, selain dihadiri oleh rektor juga mengundang narasumber hebat bernama A. Gufron Sirajd. Ia merupakan tokoh pemuda yang lagi sukses-suksesnya. Menjabat Sekretaris Pribadi Ketua umum PBNU, dan juga seorang politisi dari PKB yang saat ini lagi nyaleg di Dapil Jember-Lumajang. Ainun terbayang dan berharap acara di kampusnya itu, menyerupai dialog calon-calon presiden yang pernah diadakan sebelumnya di universitas-universitas ternama.

Baca Juga :  Gaungkan Pelatihan Pers, Degradasi Baca-Tulis Minggat

Di jam dan hari yang telah diumumkan, Ainun bersama salah satu kolega kepengurusan kabinet DEMAnya, Sukron, berapi-rapi, bernecis-necis untuk siap-siap hadir di GKT. Acara dibuka jam satu oleh Keynote Speaker yang ternyata rektornya sendiri. Ia pun sangat bersemangat dalam mendengarkan dendang intelektual seorang guru besar yang dikaguminya sejak awal. Kegiatan terus berlanjut. Dengan penuh khidmat, ia menyimak.

Rasa bangga dan khidmat berganti penyesalan dan kekecewaan mulai muncul, Saat moderator mempersilahkan A. Gufron Sirajd sebagai narasumber pertama untuk menyampaikan materinya. Ia melihat acara tersebut tidak seperti di kampus-kampus ternama yang ia bayangkan sebelumnya. “Tidak ada. dialog kebangsaan yang menarik. Hanya cerita kesuksesan pribadi”, ungkapnya dengan kesal saat di wawancara agitasi.id.

Hal lain yang paling dan sangat disesali adalah komentar narasumber terlihat membully rektornya secara terang-terangan. Baginya, ucapan-ucapan narasumber bukan gagasan intelektual kebangsaan tapi lebih pada menyudutkan rektor dalam sisi penampilannya yang kumuh dan tradisional. Bullying yang terjadi demikian, ternyata dapat dilihat oleh seluruh pihak dalam media resmi UIN KHAS Jember. Pada penelusuran crew agitasi.id dalam laman https://www.youtube.com/live/GLND0BYVfPc?si=J45BlIOvcm78u1Tq, ditemukan adanya ucapan yang terkesan menilai bahkan merendahkan pakaian rektor UIN KHAS Jember. A. Gufron Sirajd menjelaskan bahwa “fesionable” penting bagi rektor. “Minimal bermerk Adidas, atau Nike. Kalau enggak bisa beli ori, ya KW…. Banyak kan di Shoope”, ucapnya menegaskan pentingnya berpakaian baik.

Bahkan, pemateri yang mengaku keren tersebut juga mengungkapkan tidak suka pada UIN KHAS pada periode sebelumnya yang terkesan kesholeh-sholehan. Ia mengaku telah mengkritik soal jubah yang diresmikan pakaian saat monaqosah UIN KHAS. Baginya, hal demikian tidak baik. Banyak pihak yang enggan datang karena cara berpakaian civitas akademika tidak baik. Menurutnya, salah satu pihak yang diperkirakan enggan untuk datang adalah menteri agama RI. “makanya, Gus Men sendiri juga ogah datang ke sini”, ucapnya tegas.

Baca Juga :  FAKULTAS SYARIAH; Inovatif dan Eksistensinya

Menanggapi masalah ini, nyatanya bukan hanya Ainun yang kecewa. Beberapa mahasiswa lain, setelah menyaksikan video yang beredar, menyayangkan acara dialog kebangsaan diselenggarakan tidak serius. Gita Pamuji, seorang aktivis UIN Khas Jember dan saat ini menjabat sebagai pengurus organisasi mahasiswa tingkat cabang juga mengomentari hal ini. Menurutnya, acara tersebut sangat mengecewakan dunia mahasiswa. “Jika memang ingin mengundang figur calon politik dalam dialog di dunia kampus, mestinya dipertimbangkan secara matang. Undang untuk dialog yang benar. Sediakan panggung untuk politisi, saya rasa syah. Tapi panggung dialog atau debat. Biar tak disebut hanya panggung seremonial politik dan kampanye”. Tuturnya.

Penulis : Mugiwara Ay

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *