Agitasi.ID, 2021 – Layaknya seorang musafir yang berada di tengah gurun sahara; tidak ada air sebagai pelepas dahaga, pun tak ada makanan sebagai pengganjal perut yang meraung-raung meminta haknya. Seperti suasana budaya literasi di Indonesia dewasa ini. Dua hal yang sebenarnya sumber kebermanfaatan hidup itu, kini tak pernah dirisaukan meskipun telah mengalami degradasi. Hal itu menjadi PR besar bagi para pegiat literasi untuk kembali membangkitkan semangat membaca dan menulis, sebagai upaya menjaga kewarasan akal.
Menyikapi hal itu, PMII Rayon Syariah IAIN Jember menyusun inovasi untuk menguatkan kembali literasi di tingkat mahasiswa. Sebagai unit dari organisasi yang didirikan oleh salah satu jurnalis nasional ternama, Mahbub Junaidi, struktural kepengurusannya memandang sudah waktunya komando literasi digalakkan. Ahmad Faiz, ketua umum lembaga tersebut mengemukan langkah awal usaha organasinya adalah mengadakan Syariah Pers Community (SPC). “Kami akan terus berusaha melahirkan sosok mendiang dengan ritual-ritual khusus sebagai ikhtiar kami, ritual-ritual tersebut juga harus selalu hidup dan beregenerasi, seperti kegiatan ini”, ujarnya sore itu saat membuka acara tersebut di MTs Maarif NU Jenggawah Jember (12) / 02/2021).
Pelaksanaan acara SPC yang diadakan oleh Bidang keilmuannya berlangsung tiga hari. Cukup lama memang, apalagi semua peserta di karantina. Acara pelatihannya kadang sampai larut malam bahkan tembus pagi. Seluruh peserta tentu sangat serius mengikuti semua rentatan acara. Raut muka serius sedikit tegang dan pertanyaan yang dilontarkan sudah membuktikan betapa antusiasnya para peserta yang mengikuti materi. Semangat lagi menggebu-gebu dari kelima pemateri yang tak lain ditambah adalah keluarga besar rayon syariah yang sangat mumpuni dalam bidangnya.
Sepintas dapat memastikan seluruh peserta akan banyak memperoleh pengetahuan maksimal. Namun, menurut Chotib, Selaku Kepala Bidang Keilmuan, mengatakan bahwa seabrek kegiatan SPC masih merupakan langkah awal. Baginya, target utama bukan memiliki pengetahuan dari seluruh pelatihan yang dilakukan. Seluruh peserta dipandang telah sukses menimbah ilmu, ” menjadi penggerak jurnalistik, terutama di kalangan mahasiswa “para pendiang pendiri organisasi PMII.
Tidak mengherankan, jika tema yang diangkat dalam SPC adalah “bentuk perlawanan dengan tulisan”. Menurut Riadi, tema tersebut didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Para pengurus Rayon menginginkan pelatihan secara praksis dapat dibuktikan. Setiap peserta bukan hanya diharapkan memiliki pengetahuan teoretis saja. Namun juga mampu menyediakan alat perlawanan dominasi nilai buruk globalisasi dan modernisasi yang dewasa ini semakin mengkerangkeng generasi muda. “Harapan besar pengurus, kemampuan praksis literasi para peserta sebagai jalan kontinue menyampaikan pesan perjuangan masyarakat lemah”, tutur pemuda sleng’an asal Situbundo itu saat penyusunan Rencanan Tindak Lanjut (RTL) diakhir kegiatan.
Harapan pengurus, tentu bersenada dengan para peserta yang sejak awal antusiasme menjadi jurnalis. Sehingga, RTL disusun dengan Pemesanan rumah pers online (Website) Rayon Syari’ah yang pada perkembangannya diberi nama Agitasi.Id. “Semoga jerih payah terus berisinambung pada kriteria luhur yang diharapkan”, begitulah petikan do’a Ketua Rayon Syari’ah saat menutup acara tersebut yang diamini oleh seluruh peserta.