Oleh: Mashur Imam
Agitasi.id– Sosok Pinokio, tokoh fiksi ciptaan Carlo Collodi dalam novelnya, ternyata begitu nyata di Indonesia. Penulis awalnya cukup memandang sinis membaca tulisan Pof Sukidi di Majalah tempo. Argumentasinya, tampak mencocok-cocokkan saja. Ternyata, saat ini perlu diakui, bahwa yang salah adalah otak penulis sendiri.
Entah kebetulan apa tidak, beberapa akhir ini sosok tersebut begitu jelas terlihat. Mulai dari riwayat hingga lagaknya yang sok polos, sangat mirip dengan Pinokio dalam Le Avventure di Pinocchio. Bahkan, sosoknya telah tumbuh dan mungkin dapat dianggap berkembang biak.
Tak mengherankan juga, jika majalah tempo berkali-berkali mendekat-dekati ilustrasi boneka tersebut dengan sosok penguasa yang dianggap polos ini. Tentu, penulis tak perlu menyebut nama siapa sosok yang dimaksud, demi kebebasan para pembaca dalam mengimajinasikannya.
Namun penulis, perlu secara tegas mengatakan bahwa sosok Pinokio telah menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Historis hidupnya merupakan kelanjutan atau masa dewasa sang Boneka kayu dalam kisah Carlo Collodi.
Pinokio Indonesia Juga Dari Bangsa Kayu
Sebagaimana dikenal secara luas, Pinokio berasal dari boneka kayu yang dibuat oleh Gepetto. Sosok penciptanya adalah ahli pahat yang kesepian. Kalau diibaratkan saat ini, profesi yang digelutinya, sama dengan tukang Mebel.
Suatu hari boneka ciptaan Gapetto yang diberi nama Pinokio dapat bergerak seperti manusia. Bahkan ia memiliki akal dan hasrat untuk bahagia. Walaupun boneka kayu, terpaan demi terpaan, akhirnya membuat Pinokio menjadi manusia seutuhnya.
Novel Collodi mengakhiri cerita Pinokio, kala telah menjadi manusia. Karyanya tamat, saat sang boneka masih terbilang anak-anak. Tak beberapa lama, setalah kisahnya viral di Italia, ia wafat dan bonekanya tentu tidak. Dimana sang boneka sekarang? Tidak mungkin masih kecil. Pasti, ia sudah remaja dan bahkan bisa saja telah beranak pinak. Semua penikmat kisahnya, tak mendeteksi keberadaannya lagi.
Ratusan tahun kemudian, ada sosok yang hampir sama di Indonesia. Ia juga terkenal sebagai ahli perkayuan. Ia tukang Mebel yang handal. Jika diukur dari keberuntungannya saat ini, maka tak mungkin dia orang biasa.
Sepertinya, dialah Pinokio yang selama ini menghilang. Tampaknya, ia tidak berkembang seperti manusia pada umumnya. Ia tidak hanya dibesarkan dengan tingkah buruk teman-temanya di sepanjang jalan saat ingin membeli alat sekolah. Namun, saat ini juga menguasai kompetensi sang ayah, Gerpetto. Ia mampu menjadi nomor satu di Indonesia dan bahkan beranak pinak. Anaknya, yang juga sebangsa kayu, dilatih untuk melanjutkan kompetensi kekayuan dan keserakahannya.
Pinokio, Di Indonesia Bikin Ribut
Dikisahkan, agar Pinokio dapat berakal baik, Gapetto berupaya menyekolahkannya. Ia menyuruh sang boneka untuk membeli alat sekolah. Di perjalanan, Pinokio bertemu dengan teman-teman yang membujuknya untuk tidak mengindahkan amanah sang ayah.
Pinokio pun mengikuti ajakan teman-temannya. Ia berani jadi pembohong demi kesenangannya sendiri. Akhirnya, ia menghadapi banyak masalah. Masalah-masalahnya, yang menurut cerita, membuat dirinya terbentuk menjadi manusia seutuhnya.
Berdasar cerita ini, masa kecil Pinokio dibentuk oleh dinamika yang berat. Penuh tipu daya dan kebohongan. Artinya, walaupun di akhir cerita, Collodi mengisahkannya telah menjadi manusia yang bijaksana, namun tentu tak menutup kemungkinan, Pinokio masih memahami konsepsi tipu dan kebohongan. Potensi demikian dapat kembali muncul saat ia dewasa. Bisa saja, dengan kompetensi tersebut, Pinokio malah menjadi pembisik yang hebat, atau bahkan bisa meniru Stromboli yang otriter.
Beberapa dekade kemudian, kekhawatiran itu terbukti. Sosok Pinokio di Indonesia ternyata memiliki kompetensi tipu daya dan kebohongan yang luar biasa. Ia menjadi pembohong yang bijaksana. Menipu semua seluruh rakyat dengan lagaknya yang sederhana dan bijaksana. Sambil mempertontonkan keserakahan yang di luar nalar. Ia telah tumbuh jadi penguasa yang menyatukan kehebatan Garpetto, Serigala dan kucing yang telah mendidiknya saat kecil.
Bahkan telah mengungguli Stromboli , si paling otoriter yang melanggar haknya saat ikut pementasan. Lebih dari itu, di Indonesia, Pinokio tak hanya otoriter dalam bisnis pertunjukkan. Kekuasaannya mengerangkeng seluruh instansi negara. Dari kepolisian hingga para dewan, tak bisa lari dari perintahnya.
Entah, selanjutnya apa lagi yang akan dikuasainya. Yang pasti, dirinya sebagai Pinokio telah diketahui banyak pihak. Kekuasaan dan kebohongannya telah menyebabkan keributan seluruh penjuru negeri.
Warga Indonesia penuh kekhawatiran, utamanya warga sipil. Ada beberapa pihak yang melakukan perlawanan. Namun semua elit negara belum bisa melakukan apa-apa, sebab kekuatan Pinokio sungguh sangat kuat. (*)