Jember, AGITASI.ID – Semakin majunya zaman dengan arus globalisasi, budaya perlu mendapat perhatian tersendiri. Segala macam bentuk pelestarian terus digencarkan oleh budayawan, termasuk dengan adanya Museum Telu di Jember.
Pendirian museum sebagai bentuk pengembangan melestarikan budaya. Meseum Telu telah selesai diresmikan oleh Pj Sekretaris Daerah Jember, Arif Cahyono pada Jum’at (3/01/2025).
Priwahyu Hartanti, Kepala Museum Telu mengatakan jika keinginan mendirikan museum untuk memberikan informasi, bahwa ada benda bersejarah yang perlu diketahui oleh anak-anak muda.
“Jadi gini, pada dasarnya. Setiap kita, sebagai warga negara Indonesia, itu tentu harus turut serta dalam mengembangkan budaya negara. Nah, dalam hal ini, kebetulan nih, ini kita mempunyai beberapa koleksi. Koleksi ini dari orang tua saya, nenek saya, buyut saya gitu. Wah ini, eman kalau kemudian tidak diinfokan kepada anak-anak muda sekarang begitu,” kata Priwahyu pada Selasa (7/01/2025) saat diwawancara Agitasi.
Lebih lanjut, Priwahyu memberikan latar belakang dari adanya pendirian Museum Telu di Jember.
“Kita juga mempunyai komunitas museum. Jadi kita dengan komunitas museum, kita diskusilah, dengan adanya ini kita, bisa kita apakan ya, yang kita bisa peruntukkan untuk anak-anak sekarang. Supaya bisa tau, bahwa iniloh, apa namanya peradaban yang pernah muncul pada masa-masa dulu gitu. Iniloh, karya seni yang muncul pada zaman dulu, pada masanya dulu,” jelasnya.
“Jadi, ini inisiasi dari hasil diskusi. Dari hasil koleksi saya dan beberapa teman yang kemudian berhasil saya kumpulkan. Nah, ini kemudian diskusi kita dengan kurator museum, dengan teman-teman museum yang lain. Akhirnya, tercetuslah, dari barang-barang yang ada ini, ini kita nanti akan membuat Museum Telu,” tambahnya.
Menurut Priwahyu asal usul nomenklatur ‘Telu’ pada nama museum, mempunyai filosofi yang berhubungan dengan terciptanya alam semesta dan dinamika kebudayaan.
“Kenapa Museum Telu. Karena barang-barang yang ada, itu menunjukkan barang-barang tentang munculnya alam semesta. Kemudian ada bagian yang kedua, itu tentang budaya, munculnya budaya, dengan hasil karya seni pada zamannya pada tahun 1400, 1800. Jadi, itu mulai munculnya kebudayaan. Nah, kemudian muncul pada yang ketiga, adalah perkembangan kebudayaan itu sendiri,” tuturnya ketika baru saja selesai dari memandu para pengunjung museum di siang hari.
“Jadi, angka ‘Telu’, Meseum Telu itu menceritakan tentang terbentuknya alam semesta, kemudian terbentuknya kebudayaan, kemudian perkembangan kebudayaan,” kata Priwahyu secara gamblang, “selain itu, dalam tiap manusia itu harus mempunyai tiga unsur, yaitu; cipta, rasa dan karsa.”
Museum Telu terletak di Perum Puri Bunga Nirwana, Nomor. 3, Kloncing, Karangrejo, Kecamatan Sumbersari. Dengan corak yang dikoleksi berbentuk kesenian-budaya. Barang yang dikoleksi tidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga luar negeri.
Dari barang-barang hasil koleksi, Priwahyu menuturkan sudah terkumpul hingga ratusan.
“Jadi ini sampai saat ini, ini ada sekitar 125 koleksi. Nah, ini masih ada kolektor lain yang ingin mendonasikan barang,” tuturnya, “nah, yang sudah terkurasi oleh kurator, itu 77 barang yang sudah ditampilkan di ruang koleksi.”
Museum Telu dikelola oleh tim yang berjumlah 12 orang dari berbagai macam bidang akademik.
Adapun untuk perkembangan museum berikutnya yang ingin dilakukan setelah peresmian ialah launching hingga di tingkat nasional.
“Jadi, ini sudah didaftarkan di museum daerah. Artinya kan, ini sudah resmi sebagai museum yang ada di Kabupaten Jember. Nanti ini kita akan launchingkan untuk di tingkat provinsi, maupun di tingkat nasional. Nanti ke depannya, dalam perkembangannya, kalau misalnya ada even tertentu, maka di sini ada dari UMKM yang akan masuk di sini. Jadi, kita nggk buat produk baru, tapi langsung dari UMKM,” ujar Priwahyu.
Belum lama peresmian, Museum Telu telah menjadi rencana tempat distribusi siswa untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL).
“Jadi ini sudah ada beberapa sekolah, ada sekolah juga yang ingin PKL di sini. Karena ini selain museum, juga di sini, nanti akan ada kegiatan tentang creative vectory. Jadi, terkait maunya anak-anak apa. Ide-ide kreatifnya anak-anak, kita juga kasih ruang di sini. Tapi, tentu tidak banyak-banyak, supaya lebih maksimal hasilnya. Sudah ada yang inden untuk PKL di sini (museum telu),” pungkas Priwahyu.
Museum Telu merupakan urutan ke-12 dari beberapa museum yang ada di Jember. Sehingga jumlah museum yang ada di Jember sudah sebanyak 12 museum, di antaranya; 1. Meseum Huruf, 2. Museum Tembakau, 3. Museum Kaliber, 4. Museum Bumi Puger, 5. Museum Jember Fashion Carnaval (JFC), 6. Museum Landhep Agung, 7. Museum dr. Soebandi, 8. Museum Purbakala, 9. Museum Al-Qur’an, 10. Museum Juang Sroedji, 11. Museum Pak Ketut Pelukis Cilik, dan selanjutnya 12. Museum Telu.