Siti Khadijah : Inspirator Feminisme Islam

AGITASI.ID – Khadijah binti Khuwailid, adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW dengan sosok yang luar biasa dan penuh inspirasi. Lahir dari keluarga terhormat dan sukses dalam dunia perdagangan.

Ia tidak hanya dikenal karena kekayaannya, tetapi juga karena karakter dan kebijaksanaan. Merupakan wanita yang teguh dalam iman dan pelestarian terhadap kepercayaannya.

Bacaan Lainnya

Khadijah memiliki peran penting dalam mengiringi perjuangan dakwah Rasulullah. Kehadirannya dalam sejarah menjadi contoh bagi pengikut Nabi Muhammad terutama bagi para wanita.

Sebagai seorang wanita muda, Siti Khadijah menjadi seorang pengusaha yang sukses menjalankan bisnis perdagangan yang berkembang pesat di Jazirah Arab.

Sosok yang luar biasa dalam sejarah, terutama di tengah masyarakat yang didominasi laki-laki. Lahir dari keluarga pedagang sukses, mewarisi keterampilan dan pengetahuan ayahnya dalam dunia bisnis.

Pasca kematian ayahnya, Khadijah mengambil alih dan mengelola bisnis dengan cerdas, menjadikannya salah satu pengusaha terkemuka di Mekkah. Dengan menjalin hubungan dagang antara Mekkah, Suriah, dan Yaman.

Selain itu, Khadijah mampu membangun jaringan yang luas dan mengembangkan reputasi bisnis yang tak tertandingi

Kualitas barang yang dijualnya dan cara dia berbisnis, selalu mengedepankan kejujuran dan integritas, tak ayal membuatnya diberi julukan seperti Ameerat-Quraysh (Putri Quraisy) dan al-Tahira (yang murni).

Khadijah tidak hanya berhasil dalam bisnis, melainkan juga menjadi teladan bagi banyak wanita. Ia menunjukkan bahwa kesuksesan tidak harus mengorbankan nilai-nilai moral.

Peran khodijah dalam perjalanan dakwah nabi tak kalah besarnya, dengan latar belakang yang kuat sebagai seorang pebisnis sukses. Khadijah tidak hanya menjadi istri yang setia, tetapi juga sahabat dan pendukung utama Rasulullah dalam menyebarkan wahyu dan ajaran Islam.

Baca Juga :  Wangsit Nawal El Saadawi kepada Generasi TikTok

Ketika Rasulullah pertama kali menerima wahyu, Khadijahlah yang pertama kali meyakinkan beliau bahwa ini adalah tugas mulia dari Allah.

Dukungan emosional dan finansialnya sangat penting dalam menghadapi setiap tantangan yang datang, terutama ketika Rasulullah menghadapi penolakan dan penganiayaan dari masyarakat.

Khodijah tetap tabah dan sabar menemani perjalanan dakwah nabi. Kisah cinta khodijah dan Nabi tak luput menjadi sorotan dan panutan umat Islam.

Rumah tangga yang harmonis diselimuti cinta kasih menjadi kisah hangat yang gemar didengar dan menjadi bahan pembelajaran umat Islam. Sebagaimana Aisyah radhiallahu‘anha yang menceritakan bahwa Nabi SAW, mengerjakan hal-hal sederhana untuk membantu istri-istrinya seperti mengangkat ember dan menjahit baju.

Dari hal tersebut, bisa ditarik benang merah bahwa Nabi SAW dan para istrinya memiliki hubungan yang didasarkan pada saling menghormati dan memahami. Mereka saling mendukung dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta menciptakan lingkungan yang setara dalam pernikahan.

Khadijah sering kali dijadikan inspirasi dalam gerakan feminisme Islam kontemporer. Ia menunjukkan bahwa perempuan dapat memiliki kekuatan dan peran penting dalam masyarakat tanpa mengabaikan nilai-nilai agama.

Banyak pemikir feminis Muslim yang melihat Khadijah sebagai figur perempuan yang dapat menggabungkan peran sebagai pengusaha, ibu, dan pendukung dalam kehidupan spiritual dan sosial.

Dengan semua kontribusinya, Khadijah bukan hanya sekadar istri Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sosok yang memberikan contoh tentang kekuatan, kemandirian, dan kepedulian sosial dari perempuan. Sekaligus menjalani hak-haknya dengan baik dan menjadi inspirasi bagi setiap wanita muslimah.

Penulis : Nadila Sania S.
(Mahasiswi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN KHAS Jember 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *