Wisata Kampung Belgia di Silo Jember Tak Kunjung Progesif, Transisi Kepala Daerah Diduga Jadi Penyebabnya  

Grafis: ARIS/AGITASI

Jember, Agitasi.idMenyusuri bahu jalan yang dihiasi dengan pohon-pohon besar memang indah. Tepat di tengah kebun karet terdapat bangunan-bangunan tua masa kolonial, bekas peninggalan Belanda yang diserahkan pada Belgia. Bangunan itu berada di Kawasan Perusahaan Daerah Perkebunan Sumberwadung, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.

Tempat itu dikenal dengan Wisata Kampung Belgia (WKB). Salah satu agrowisata di perkebunan yang menjadi bagian dari Direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Kahyangan Jember. Namun wisata tersebut kini tak kunjung progresif, diduga disebabkan transisi kepala daerah yang berganti setiap lima tahun sekali. 

Bacaan Lainnya

Adapun untuk perkebunan, ada 3 Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) yang terletak di Jember, di antarnya: Pertama, PDP Sumberwadung (Kecamatan Silo), kedua, PDP Sumberpandan (Desa Gelang, Kecamatan Sumberbaru), ketiga, PDP Gunung Pasang (Kecamatan Panti).

Sebelum diresmikan menjadi wisata oleh Pemerintah Kabupaten Jember, Kampung Belgia merupakan salah satu tempat bersejarah peninggalan Belanda. Secara sejarahnya, Belgia adalah bagian dari Kerajaan Belanda, yang mengalami pemisahan di tahun 1830 akibat revolusi Belgia.

Konon, tempat itu adalah wilayah penjajahannya Belanda pada masa Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Kala itu, Belanda mengalami banyak hutang saat terjadi perang dunia ke dua. Alhasil, wilayah tersebut diserahkan ke Belgia sebagai sekutunya. Akhirnya dikelola oleh Belgia.  

“Kenapa tempat ini dinamakan Wisata Kampung Belgia. Sebenarnya, ini dulu tempat penjajahannya Belanda (saat masa VOC). Karena pada saat itu, Belanda mengalami banyak hutang, terkait dengan masalah terjadinya perang dunia ke dua, akhirnya diserahkan ke Belgia sebagai istilahnya sekutu. Akhirnya di kelola oleh Belgia. Tapi, semuanya yang membangun pada saat VOC zaman Belanda,” kata Eko Wahyu Setia Budi, selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wisata Kampung Belgia, kepada Agitasi.id, pada Senin, (12/05/2025) pekan lalu.

Baca Juga :  Tambak Udang Tak Kunjung Ditutup, Warga Kepanjen Datangi DPRD dan Pemkab Jember

Wisata Kampung Belgia (WKB) mempunyai nilai sejarah yang berpotensi menarik perhatian masyarakat. Ada 3 warga Jember yang telah menghidupkan tempat itu sehingga menjadi destinasi wisata, salah satunyaHasti Utami sebagai penggagas adanya WKB tersebut.

“Itu saya, Mas Kodi dan Pak Heri yang menggagas,” tutur Hasti kepada Agitasi.id, pada Kamis (15/05/2025) malam hari.  

Penggagas tersebut kemudian berkonsultasi kepada Pemerintah Jember, agar Kampung Belgia dijadikan wisata. Wisata Kampung Belgia (WKB) diresmikan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Jember, saat masa kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto, pada 15 September 2024.

Walaupun sudah resmi, tapi ternyata wisata tersebut tetap sulit untuk aktif kembali. Sebab, RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) untuk berjalannya wisata, telah dibuat saat masa Bupati Hendy pada bulan November 2024. Jadi untuk di masa Bupati Jember Muhammad Fawait sekarang, sama halnya mengerjakan program yang sudah dibentuk oleh Bupati Hendy.  

Akan tetapi, ada beberapa program yang sudah dirubah dan dialihkan. Di antaranya, soal peralihan jabatan direktur utama, direktur produksi, direktur umum. Awalnya, semua itu yang membentuk adalah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember dan sekarang digantikan oleh pihak Perumda.  

“Ada beberapa program yang dirubah dan dialihkan. Semuanya masih masa transisi (jabatan). Salah satunya direktur utama, direktur produksi, direktur umum. Itu semua yang membentuk adalah tim kabupaten,” ucap Eko Wahyu Setia Budi yang akrab disapa Wahyu itu, kepada Agitasi.id, pada Sabtu, (17/05/2025) siang hari.

Indikasi politik tak hanya mengubah peta kepemimpinan daerah, namun juga berdampak terhadap sektor pariwisata yang berujung tidak ada progres.

Di sektor Perkebunan Kahyangan memang terjadi pembagian kerja antara Wisata Kampung Belgia (WKB) dengan PDP. Tetapi dari pihak direksi keproduksian akan tetap mengupayakan supaya WKB terus progresif. Meskipun untuk saat ini masih dalam tahap proses perkembangan.  

Baca Juga :  Akar Kisruh Politik ; Pemilik Media Jadi Tim Sukses

“Tetap akan mengupayakan (progres WKB). Karena apa demi menambah, apa ya, masukan (pendapatan) dari warga, karena wisata di situ simpel. Istilahnya, kerjanya untuk menambah apa ya, faktor ekonomi masyarakat setempat,” ujar Yahya Efendi selaku Asisten Teknologi Pengolahan (Astekpol) PDP Sumberwadung.

Kontributor: Nur Aini

Editor: Fadli Raghiel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *