Pasar Loak Gebang, Bursa Barang Bekas yang Ramai Diburu Para Kolektor Benda Antik dan Kalangan Akademisi

Grafis: ARIS/AGITASI

Jember, Agitasi.idTidak seperti pasar biasanya, Pasar Loak Gebang lebih dari sekadar tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar dengan ekosistem unik yang menyatukan lapisan masyarakat, mulai dari kolektor benda antik hingga kalangan akademisi.

Setiap sudut pasar bercerita tentang barang bekas yang menyimpan sejarahnya sendiri. Aroma barang-barang bekas, percampuran debu dan kayu yang usang, serta hiruk-pikuk tawar-menawar menciptakan suasana yang khas dan tak terlupakan.

Bacaan Lainnya

Pasar Loak Gebang terletak tepatnya di Kecamatan Patrang, Jember. Selalu ramai, terutama di akhir pekan. Para pedagang menjajakan berbagai macam barang bekas, mulai dari pakaian beragam ukuran dan model, perlengkapan rumah tangga seperti piring, gelas, dan peralatan masak, hingga barang elektronik yang usang seperti radio dan tape recorder.

Tidak hanya itu. Benda-benda antik juga tersedia di Pasar Loak Gebang untuk menarik perhatian para kolektor, seperti jam dinding tua, mesin ketik kuno, bahkan perabotan rumah tangga dari zaman dahulu.

Maisaroh seorang pedagang pakaian bekas yang sudah berjualan selama lebih dari 15 tahun, menceritakan pengalamannya saat ditemui Agitasi, Minggu(27/4/2025) pekan lalu. “Dulu, barang-barang yang saya jual masih didominasi pakaian impor. Sekarang, banyak juga pakaian lokal yang berkualitas baik. Yang penting, barangnya masih layak pakai dan bersih,” ujarnya sambil memilah-milah pakaian yang akan dipajang.

Pendapatan yang ia terima cukup jika hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meskipun tergantung ramai atau sepinya pembeli. “Kadang ramai, kadang sepi. Yang penting sabar dan ikhlas,” ucapnya dengan senyum ramah.

Baca Juga :  Komnas HAM dan Kejagung Pasti Saling Lempar Tangani Kasus Munir, Suciwati Mengharap Presiden Serius Menuntaskannya

Selain pakaian bekas, ada pula yang lebih fokus pada barang-barang elektronik. Abdul Jalil dengan keahliannya memperbaiki barang elektronik sederhana. Ia tidak hanya menjual barang bekas, tetapi juga memberikan layanan perbaikan ringan.

“Banyak yang datang ke sini bukan hanya untuk membeli, tapi juga untuk memperbaiki barang elektroniknya yang rusak. Saya bisa sedikit membantu mereka,” kata Jalil saat memperbaiki radio tua.

Menurut Jalil Pasar Loak Gebang menjadi sumber penghasilan utamanya selama bertahun-tahun. “Meskipun barangnya bekas,  tetapi masih banyak yang membutuhkan dan menghargai,” ujarnya.

Sementara itu, Fitri seorang pedagang muda yang mengawali usahanya dengan menjual pernak-pernik dan aksesoris di Pasar Loak Gebang. “Modalnya tidak terlalu besar, dan pasar ini cukup ramai. Saya menjual barang-barang unik dan menarik dengan harga terjangkau, sehingga banyak yang tertarik,” jelasnya.

Tidak hanya kolektor yang jadi pembeli. Kalangan akademisi kampus ada juga yang tertarik untuk membeli barang-barang bekas. Keperluan untuk datang ke Pasar Loak Gebang untuk mencari buku-buku bekas dan pakaian dengan harga murah. “Lebih hemat daripada beli barang baru,” kata Rofi, seorang mahasiswa Universitas Jember.

Begitu pun dengan Ami seorang ibu rumah tangga yang sering membeli perlengkapan rumah tangga di pasar itu. “Barang-barangnya masih bagus, dan harganya jauh lebih terjangkau,” ujarnya.

Pasar Loak Gebang Pasar telah menjadi tempat bertemunya berbagai kisah dan pengalaman masyarakat Jember.  Keberadaannya bukti bahwa barang bekas masih memiliki nilai dan dapat dimanfaatkan kembali,  serta sebagai sumber penghasilan bagi banyak orang.

Suasana ramai, tawar-menawar yang seru, dan beragam barang yang ditawarkan menjadikan Pasar Loak Gebang sebagai bursa barang antik yang menarik. Keunikan dan daya tariknya jadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Jember.

Baca Juga :  Solidaritas Korban Penembakan, DKI Beri Warna Bendera New Zealand di JPO GBK

Kontributor: Dendra Ananda Putra dan Yusdika Maulana Putra

Editor: Fadli Raghiel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *