JEMBER, AGITASI.ID – Debat terakhir Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jember 2024 telah tayang di kanal Youtube KPU Jember. Salah satu pembahasan dalam debat ialah sub tema keadilan gender.
Debat kali ini giliran Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang menjawab atas pertanyaan dari moderator. Pertanyaan yang dilontarkan tentang bagaimana mendongkrak indeks kesetaraan gender yang menurun di Jember.
“Kesetaraan gender masuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang kelima. Hal ini terus diperjuangkan hingga kini. Namun indeks pemberdayaan gender Kabupaten Jember, dalam rencana strategis tahun 2021 hingga 2026 menduduki posisi dua, paling rendah dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, dengan nilai 84,66,” selayang pandang terkait kesetaraan gender di Jember, sebelum moderator melontarkan pertanyaan, Sabtu (23/11) malam hari.
Tidak menunggu lama, pertanyaan pun dilontarkan. “Pertanyaannya, apa langkah konkret dan terukur paslon dalam mendongkrak rendahnya indeks kesetaraan gender tersebut ?”
Muhammad Balya Firjaun Barlaman, Cawabup dari pasangan calon (paslon) Hendy Siswanto pun menjawabnya dengan durasi 2 menit 30 detik. Untuk mengatasi rendahnya kesetaraan gender. Dirinya telah mempersiapkan regulasi-regulasi terkait gender dan perlindungan terhadap perempuan serta anak.
“Indikator kesetaraan gender, setidaknya ada 4 hal ; yang pertama, yaitu memiliki akses yang sama, kemudian memiliki kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan, serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Karena itu, kami paslon 01 telah mempersiapkan regulasi-regulasi terkait dengan hal-hal indikator 4 tadi, yaitu memberikan peluang yang sama terhadap gender. Termasuk juga, kita memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak,” tutur Firjaun.
Langkah yang kemudian diambilnya. Ia pastikan akan meningkatkan lagi dalam memberikan pelatihan, kemampuan serta kesempatan yang sama kepada perempuan.
“Karena itu, kami ingin memastikan bahwa apa yang ada dan telah kita lakukan di Kabupaten Jember ini. Ternyata di ASN pun juga, pekerja wanita atau ASN ini sudah 40% dari jumlah laki-laki. Karena itu, kami ingin tingkatkan lagi, kami ingin memberikan pelatihan, kemampuan, serta kesempatan yang sama kepada perempuan,” kata Firjaun.
Firjaun juga mengatakan bahwa yang selama ini kurang seimbang, akan diberikan peluang sebesar-besarnya.
“Sehingga, hal yang kemudian sementara ini, tidak atau dirasakan kurang seimbang. Maka kami akan memberikan peluang yang sebesar-besarnya, dengan kesamaan bahwa kita memiliki hak yang sama,” lebih lanjut respon Firjaun.
“Karena itu, sumber utama untuk menciptakan produk atau layanan, ini harus mempertimbangkan kesetaraan gender. Sehingga tidak ada lagi, orang yang memandang sebelah mata terhadap perempuan,” kata Firjaun.
Kesempatan menjawab berganti pada Djoko Susanto dengan durasi 1 menit 30 detik. Dirinya merupakan Cawabup dari paslon Muhammad Fawait. Menyoal gender, ia mengatakan kalau pemerintah Kabuputen Jember selama ini belum menjalankan regulasi secara maksimal.
“Tadi di pertanyaan, disampaikan bahwa indeks ketimpangan di Jember nomor 2, paling bawah di Jawa Timur. Padahal Jember juga sudah mempunyai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2008. Artinya kondisi atau fakta yang ada, mencerminkan bahwa selama ini, pemerintah Kabupaten Jember belum melaksanakan regulasi dengan baik,” katanya.
Dengan begitu, menurutnya perlu meningkatkan indeks pembangunan manusia.
“Tentu ke depan, kami akan mengupayakan indeks ketimpangan gender tadi untuk naik, dengan meningkatkan indeks pembangunan manusia untuk sektor perempuan, melalui sektor pendidikan, kesehatan dan partisipasi ekonomi,” tutur Djoko.
“Tentu tidak kalah pentingnya, kegiatan tersebut dengan kolaborasi, dengan stake holder terkait. Tentu, yang lebih penting lagi, implementasi regulasi harus dilaksanakan secara konsisten,” pernyataan penutup Djoko dalam pertanyaan terkait ketimpangan gender.