IRONI JFC: Keindahan dan Pesona Busana Tercoreng Tumpukan Sampah

Ilustrasi : Alfa Reza/Agitasi

AGITASI.ID – Kota Jember lagi lagi menjadi pusat perhatian para wisatawan lokal maupun mancanegara. Penggelaran busana akbar bertaraf internasional yang kerap disebut Jember Fashion Carnafal (JFC), telah dilaksanakan kembali pada tanggal 2 sampai 4 Agustus 2024.

Acara karnaval berskala raksasa ini mendatangkan ratusan hingga ribuan pengunjung dari bebagai daerah bahkan negara.

Bacaan Lainnya

Namun, entah banyak atau tidak yang menyadari, dibalik acara spektakuler yang selalu memukau dan menarik banyak pengunjung tersebut. JFC masih memiliki aspek yang menimbulkan kontroversi dan tampak ironi bagi warga lokal.

Salah satunya, terkait dengan penanganan sampah. Entah disangka sepele atau tidak, yang pasti banyak warga lokal mengeluh akibat aktivitas jalan kurang nyaman.

“Kemaren saya hampir ditabrak pengendara motor yang tidak sengaja terpeleset akibat sampah botol plastik dijalan. Saya pun menghela nafas karna insiden yang tidak dinginkan itu tidak terjadi, namun semua ini bukan salah si pengendara motor namun sampah yang berserakan itu adalah masalahnya,” ujar Juniar tukang ojol.

Dalam setiap pelaksanaan JFC, kesadaran pengunjung terhadap pembuangan sampah masih menjadi masalah utama.

Minimnya kesadaran ini, menyebabkan lautan sampah pasca acara terlihat di sepanjang jalan umum yang digunakan sebagai catwalk, serta kerusakan fasilitas juga menjadi masalah serius.

Dilansir dari akun Instagram @aslijembermat. Selain sampah, juga terdapat fasilitas berupa bunga di sepanjang jalan kota jember yang rusak, hal itu disebabkan oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab dan hilang kesadarannya.

Disisi lain, salah seorang pelaku UMKM yang ikut serta dalam pembersihan jalan tersebut, Mulyani menilai pemerintah Kabupaten Jember masih lamban, dalam mengatasi masalah sampah pasca JFC. Sehingga aktivitas jalan terganggu akibat tumpukan sampah.

Baca Juga :  Kampus Serampangan, Mahasiswa Jengkel

Meski begitu upaya volunter, UMKM, pelajar sekolah Santo Paulus Jember, dan petugas Dinas Lingkungan Hidup, untuk membersihkan jalanan dengan inisiatif mereka sendiri.

Walaupun demikian, penanganan sampah masih belum optimal dan tidak mampu diatasi secara cepat.

“Benar, tadi saya kebetulan membersihkan sampah bareng pelajar Santo Paulus Jember, akan tetapi kegiatan untuk membersihkan jalanan yang besar dengan sampah yang sebanyak itu tidak cukup jika hanya mengandalkan yang sadar, seharusnya Jember membuatkan tim khusus yang bersiap untuk membersihkan sampah pasca JFC,” ujar Mulyani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *