Ironi di Balik Gemerlapnya Alun-Alun Jember, Ada Jalan Rusak Tak Segera Dibenahi

Grafis : Agitasi/Yesi

AGITASI.ID – Kabupaten Jember baru saja merayakan reaktivasi Alun-Alun Jember Nusantara (Kompas.com, 14/12/2024). Sebuah proyek ambisius yang menelan biaya fantastis sebesar Rp 23 miliar.

Yang mana didukung dengan mega-videotron raksasa berukuran 10 x 30 meter di sisi timur alun-alun. Pancaran layarnya menayangkan beragam informasi tentang kearifan lokal Jember, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga seni budaya.

Bacaan Lainnya

Gemerlapnya alun-alun di waktu malam begitu memikat hati pengunjung. Semacam tanda bahwa Jember telah modern dan metropolis.

Namun, ternyata dibalik gemerlap tersebut, ada ironi tersembunyi yaitu adanya jalan rusak di beberapa wilayah Jember. Wabil khususnya sepanjang jalan menuju Kecamatan Puger yang kondisinya memprihatinkan.

Bagaimana tidak merasa ironi melihat fenomena tersebut. Di satu sisi, pemerintah Jember menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk mempercantik wajah kabupaten. Sementara di sisi lain, infrastruktur dasar yang begitu penting bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat tidak segera dibenahi.

Terlihat jelas sepanjang jalan dari Kecamatan Rambipuji, Balung hingga arah ke Puger mengalami kerusakan parah dan berlubang.

Maka jangan heran, jika warga desa sampai melakukan aksi simbolik dengan menanam pohon pisang di lubang jalan yang rusak.  Aksi tersebut bukan sekadar tindakan spontan, melainkan ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah Jember.

Parahnya lubang-lubang yang ada di jalan rusak itu telah menelan korban.  Purwoyo (53), warga Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, menjadi korban terbaru akibat melewati jalan rusak tersebut (Buletin.co.id, 15/12/2024).

Dari kejadian ini kembali menjadi sorotan publik, betapa bahayanya kondisi infrastruktur jalan di Jember. Ditambah lambatnya respons pemerintah terhadap keluhan masyarakat. Sehingga dampaknya cukup menghambat aktivitas ekonomi dan memperparah kesulitan warga desa.

Baca Juga :  2021 : Babak Baru MWCNU Jenggawah

Memang ada dugaan keberadaan truk-truk besar yang sedang menuju PT. Semen Imasco Asiatic Puger salah satu penyebab kerusakan jalan. Padahal tidak hanya itu saja, bisa jadi pemerintah Jember yang keliru menaruh prioritas pembangunan infrastruktur.

Oleh karena itu, kemegahan alun-alun dengan mega-videotronnya mungkin menarik perhatian. Tapi patut disayangkan, jika menyisakan mudharat berupa kondisi jalan raya yang rusak bahkan hingga menelan korban.

Kalau dipertegas lagi, kondisi jalan yang rusak wujud ada ketidakseimbangan tata kelola pembangunan pemerintah Jember.

Pemerintah Jember perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.  Bukan hanya perbaikan jalan, tetapi juga evaluasi menyeluruh terhadap sistem perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur. 

Dengan demikian, kejadian yang ada di Jember turut menjadi pelajaran bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Sebab, pembangunan yang berkelanjutan haruslah berimbang dan memperhatikan aspek kesejahteraan dan keselamatan masyarakat secara menyeluruh.

Perencanaan pembangunan harus diubah yang mana infrastruktur dasar perlu diprioritaskan sebelum membangun proyek-proyek besar.

Semoga saja, dari kejadian ini pemerintah Jember dan daerah lainnya lebih peka terhadap aspirasi masyarakat. Tak lupa pula dengan tetap berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang aman dan nyaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *