JEMBER, AGITASI.ID – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam “Aliansi Mahasiswa UIN KHAS Jember Menggugat’’ menggelar aksi demonstrasi di halaman Gedung Rektorat UIN KHAS Jember, (30/09/2024).
Polemik ini terjadi berawal dari didapatkannya akreditasi unggul, berdasarkan hasil Keputusan BAN-PT No.17332/SK/BAN-PT/Ak/PT/XI/2024. Namun, ada beberapa permsalahan di kampus yang masih perlu disoroti dan menuai kontroversi.
Meskipun sudah mendapatkan akreditasi unggul, beberapa kebijakan yang diambil oleh pimpinan kampus dianggap masih jauh mencerminkan keunggulannya.
Sehingga, hal ini membuat mahasiswa melakukan kritik dan perbaikan dari beberapa anomali sebagaimana termuat dalam tuntutan pada demonstrasi yang digelar.
“Kami sebagai perwakilan mahasiswa marah atas beberapa kebijakan yang dirasakan selama ini. Anomali permasalahan fasilitas, menyangsi keras oknum dosen yang mengintimidasi mahasiswa, dan transparansi LP2M,” ucap Halim selaku Koordinator Aksi.
Selain itu, Halim juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mendesak pihak kampus, agar segera mengambil tindakan konkret atas semua tuntutan yang disampaikan. Adapun tuntutan dalam aksi, sebagaimana berikut.
- Mendesak para pimpinan kampus untuk melakukan pengadaan dan pembenahan fasilitas di seluruh UIN KHAS Jember.
- Mendesak segera kepada para pimpinan kampus untuk melakukan sanksi akademik terhadap dosen, yang mengintimidasi mahasiswa sesuai kode etik civitas akademik, pelayanan publik yang mempersulit kebutuhan mahasiswa secara administratif dan teknis, pelayanan kesehehatan yang tidak professional.
- Mendesak segera kepada para pimpinan kampus untuk melakukan pemecatan atau penempatan ulang pada civitas akademika yang dihasilkan dari praktek nepotisme, dosen tidak linier, dan menindak lanjuti moratorium dosen luar biasa.
- Mendesak dan menuntut LP2M untuk memberikan transparansi anggaran meliputi : KKN, RKM, dan BOPTN.
- Mendesak dan menuntut untuk melakukan pembenahan dan penguatan sistem meliputi : Sister, Digilib, Opac, dan melakukan peremajaan website yang ada di UIN KHAS Jember.
Kemurkaan mahasiwa tidak sampai di situ, bahkan ada mahasiswa yang langsung menyampaikan keluh kesah dari kebobrokan oknum dosen, yang berulang-ulang kali mengintimidasi mahasiswa.
Perlakuan oknum dosen ini menjadi salah satu bukti, bahwa tidak adanya tanggungjawab dari pihak pimpinan dalam membasmi sampah kampus yang hanya numpang menjajankan jualannya.
“Dosen yang memiliki tempat foto copy yang memaksakan terhadap mahasiswanya untuk mencetak skripsinya di tokonya sendiri, dan ada dosen yang menjual bukunya di kelas-kelas yang mewajibkan mahasiwa untuk membeli, padahal buku itu tidak laku di luaran, jika ini di teruskan maka mahasiwa akan menjadi korban komersialisasi Pendidikan dan kapitalisme Pendidikan yang mulai menjalar di kampus UIN KHAS Jember ini,’’ tegas Rozi salah satu Orator aksi.
Aksi demonstrasi ini ditanggapi dengan positif oleh pimpinan kampus, yang dibuktikan dengan disetujuinya tuntutan aksi oleh Rektor UIN KHAS Jember.
Selain itu, pimpinan juga mengatakan bahwa aksi adalah bentuk bukti kecintaan mahasiswa terhadap kampus dan hal ini perlu didukung.
Membuktikan komitmennya, pimpinan kampus UIN KHAS Jember hadir untuk melakukan tanda tangan pakta integritas. Adapun beberapa pimpinan yang bertandatangan adalah Rektor UIN KHAS JEMBER, Kabiro AUPK, Kepala LP2M.
Dalam pakta integritas tersebut, ditegaskan tentang tenggang waktu 1 Minggu setelah tuntutan ditandatangani, untuk segera memenuhi dan memberi jawaban atas desakan yang dilayangkan.
Rektor UIN KHAS Jember juga mempersilahkan untuk melakukan aksi ‘’angin ribut’’, jika dalam waktu satu Minggu pihak kampus tidak memberikan jawaban atas apa yang sudah menjadi tuntutan mahasiswa.
Tentu, hal ini menjadi angin segar untuk orang-orang yang masih sadar akan keidealan tatanan Pendidikan. Dengan begitu harus tetap mengawal sebelum dan sesudah munculnya kebijakan baru.
Mahasiswa berharap dengan diraihnya akreditasi unggul, UIN KHAS Jember bisa merealisasikan kebijakan pimpinan, bukan hanya menjadi omon-omon belaka, hingga mengibuli mahasiswa.
Tetapi juga menjadi perubahan nyata yang bisa dirasakan dampaknya oleh mahasiswa.