UBM UIN KHAS JEMBER GUGAH BUDAYA DUNIA PERSILATAN JEMBER DAN TUNJUKKAN CARA PROMOSI KAMPUS YANG BENAR

JEMBER, AGITASI.ID – Perbedaan prinsip perjuangan, ajaran, prasangka benci, dan adanya sejarah persaingan menjadi sebab terjadinya percekcokan antar perguruan silat di berbagai penjuru kota hingga pelosok desa, termasuk pula Kabupaten Jember yang sering disebut sebagai kota karnaval, bukannya lebih cocok kota pendekar? Padahal jika ngomong ideal, seharusnya sesama perguruan silat wajib rukun, karena selain beladiri, mayoritas perguruan silat lokal yang sudah tumbuh berkembang ini memuat budaya lokal dan tradisi-tradisi tertentu yang wajib dilestarikan, dan juga ajarannya yang masih terbilang sakral. Kali ini, Unit Beladiri Mahasiswa (UBM) UIN KHAS Jember menggelar kejuaraan pencak silat bertajuk “UIN Jember Cup 2023”, tentunya dibarengi temanya yang memiliki spirit integritas tinggi; “Bangkit bersinergi membangun prestasi”.

Perlombaan ini kurang lebih diikuti oleh 170 peserata dari berbagai macam perguruan silat yang ternaungi dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Kegiatan berlangsung dengan dua kategori perlombaan. Pertama untuk kategori tanding remaja putra dan putri, kedua yaitu seni tunggal, ganda, dan regu.

Bacaan Lainnya

Jika ditarik ke belakang, pencak silat di Nusantara tumbuh berkembang sejak jaman kerajaan, lalu diajarkan turun temurun sampai jaman koloni. Semua ini ditujukan sebagai dasar pertahanan dan keamanan kerajaan, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur. Bahkan hampir semua perguruan pencak silat teguh dalam menganut ajaran murni perguruannya masing-masing. Tanpa adanya campur tangan dari seni bela diri luar, membuatnya sakral dan berintegritas sebagai seni bela diri khas Indonesia.

Baca Juga :  CALEG PKB BULLY PAKAIAN REKTOR; Mahasiswa UIN KHAS Jember Kecewa

Nailul Abror, ketua umum UBM menyatakan bahwa kegiatan ini selain event pertama kali yang diadakan organisasinya, juga merupakan medium besar yang menjadi jalan promosi bagi kampus kedepan. Jelas hal ini bisa rasional karena memang peserta perlombaan merupakan siswa-siswi SMA sederajat yang juga memiliki potensi untuk melanjukan pendidikannya ke perguruan tinggi. Beginilah mungkin cara promosi kampus yang elok dan punya subtansi yang jelas, daripada sosialisasi-sosialisasi yang tak jelas tujuaanya apa meskipun naik pesawat. (Baca sosialiasi UIN KHAS Jember)

Mungkin dengan adanya kegiatan seperti ini, semua pesilat di Kota Jember wajib sadar mulai sekarang. Bahwa nilai-nilai luhur pencak silat bisa bertahan kehormatannya hanya ketika dibarengi etika tanding yang hormat pula. Agar tak mudah terprovokasi oleh oknum yang berkepentingan. Bisa kita amati langsung konflik yang sering terjadi, seringkali bermula dari masalah pribadi yang melibatkan perguruannya. Sungguh hal tersebut sama sekali tak bijak dan tak sedikitpun mencerminkan sosok pesilat.

Daripada saling bersaing dan baku hantam nggak jelas, mending ngopi bareng-bareng dan saling merangkul. Lebih utamanya perguruan pencak silat yang mempunyai power besar di Kota Jember sudah saatnya merangkul perguruan silat lain yang masih minoritas.
Soal ideologi pula, tiap perguruan pencak silat pun tak jauh berbeda, bahkan ada naungan besar yang menampung seluruh aliran pencak silat, bagi mereka yang ingin bergabung dengan tujuan bersama, yaitu perdamaian.

Coba deh, bayangin jika perguruan pencak silat di Kota Jember saling mesem, rukun, dan saling membantu. jelas lebih adem ayem dan enak disawang.

Namun, tak bisa dipungkiri, semakin banyaknya perguruan silat baru, pun anggotanya pula dengan rasa cintanya masing-masing yang berlebihan terhadap perguruannya, upaya untuk menggugah budaya persilatan ini memang butuh keistiqomahan dan kesabaran yang lebih.

Baca Juga :  2021 : Babak Baru MWCNU Jenggawah

Hal yang wajar jika setiap pesilat sangat cinta terhadap aliran silatnya sendiri, namun nggak sewajarmya pula jika rasa cinta mereka berlebihan, sehingga lambat laun semakin terkesan fanatik. Bahkan beberapa pekan lalu dihantamlah mereka dengan kebijakan Bupati baru Jember, katanya sih ingin merobohkan tugu-tugu silat di Jember yang berdiri tanpa ijin.
Kebijakan tersebut jelas masuk akal, karena sering sekali terdengar kabar baku hantam antar perguruan silat akibat tugu perguruannya diganggu, dan tanpa pembuktian yang jelas siapa pelakunya, mereka langsung main gas saja. Mbok ya sabaran dikit.

Balik ke perbincangan kegiatan, ndilalah acara besar ini dihadiri oleh Rektor UIN KHAS Jember dan menuai beberapa harapan pada sambutannya saat opening berlangsung. Hal demikian senada dengan pernyataan ketua panitia Miftahul Khoir, harapannya tiada lain kecuali kegiatan seperti ini menjadi sarana sekaligus ajang penyaluran hobi pencarian prestasi bagi mereka pemuda-pemudi pencak silat di Kabupaten Jember.

Sekali lagi, hal sudah diperjuangkan oleh para aktivis UBM adalah salah satu contoh besar terhadap para pemangku kuasa di kampusnya sendiri, agar tak main-main bicara sosialisasi, apalagi promosi. (*)

Reporter: Rahmat Munfarid
Editor: Mochammad Samsi Ridwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *