jember, agitasi.id – Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang dibutuhkan oleh semua pihak di antaranya : lembaga atau organisasi, agar mampu menghadapi tantangan dan banyaknya problem degradasi, hal ini dapat di wujudkan dengan ikhtiar, pepatah mengatakan ”usaha tidak akan mengkhianati hasil”. Usaha ini juga perlu support dan bimbingan dari orang yang berkualitas dan profesional di bidangnya.
Pada tanggal 21 Maret 2021 pertama kalinya, LAKPESDAM (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) bersama RMI (Rabithah al-Ma’ahid al-islamiyah) mengadakan agenda sebagai bentuk akselerasi revolusi terhadap perkembangan Pesantren yang ada di Jember, yaitu Workshop literasi santri (WLS). Agenda ini muncul atas inisiatif dan kepedulian beberapa tokoh ulama NU, yang ada di Jember. Ketua RMI mengungkapkan saat di wawancai oleh tim agitasi.id, “acara ini sebagai langkah awal untuk mengembangkan potensi santri dalam bidang riset, agar pesantren mampu menaungi santrinya untuk menggali potensi apa yang dimiliki oleh santri itu sendiri. Dan selama ini pesntren masih diteliti atau riset oleh kalangan non santri, sehingga momen ini sebagai trobosan awal untuk memeberikan pemahaman kepada santri dalam mereset yang ada di pesantren,” ungkapnya.
Waktu menunjukkan jam 08.30 WIB, opening ceremonial, dimana, dalam acara itu Gus Aab selaku ketua PCNU Jember, menyampaikan, “budaya literasi di pesantren sudah menjadi darah daging dari dulu. Karena dunia pesantren dari dulu sudah menjadi pradaban ajaran agama islam, yang selalu menanamkan nilai-nilai literasi iqro’ (membaca). dan hari ini, santri harus mampu mengikuti perkembangan zaman yang serba media digital. Agar tidak kalah saing dengan dunia luar yang ada saat ini. Dengan cara seperti ini santri harus bisa memanfaatkan media-media yang ada. Karena ini menjadi tantangan bagi kaum santri untuk mengimbangi antara ilmu agama dan ilmu teknologi,” ungkapnya.
Dalam agenda WLS ini, panitia menyajikan 4 materi di antaranya adalah, sejarah sosial pesantren, tentang potensi sumber daya santri, strategi pengembangan sumber daya pesantren dan jurnalisme pesantren. Acara diikuti oleh 44 peserta, delegasi dari beberapa pesantren yang ada di Jember. Dari beberapa materi tersebut, terdapat satu materi yang mudah dipahami oleh peserta, yaitu potensi pengembangan sumber daya manusia.
“Materi yang paling dipahami adalah materi tentang potensi pengembangan sumber daya santri, karena hal itu merujuk pada diri kita sendiri, jadi saya mudah untuk memahaminya” tutur salah satu peserta WLS, dari pernyataan tersebut. Sudah dapat disimpulkan bahwa mereka mempunyai bekal untuk mengubah pola pikir yang sebelumnya tidak dipahami.
RTL (Rencana Tindak Lanjut) peserta, setelah acara WLS, adalah melakukan riset di pondok pesantrennya masing-masing. Untuk mengembangkan pemahaman yang meraka dapat selama kegiatan ini berlangsung.
Berjuta kesan dan pesan dari peserta, pemateri dan panitia mengucapkan secara indah dicampur dengan kata-kata bijak, yang dapat memotivasi seluruh peserta, dan senada harapan yang disampaikan mereka, adalah dapat melahirkan santriwan/santriwati yang mampu melakukan riset dengan baik, jelas, dan berkualitas.
Pewarta : Raudatul Adval & Ach Chotib
Editor : Moh Riyadi