Jember, agitasi.id – Beberapa anggota dan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember nampak kebakaran jenggot, menanggapi video viral yang memperkenalkan seseorang sebagai tokoh organisasinya. Dalam video yang berdurasi sekitar 15 detik, terlihat lelaki yang memakai Jas PMII sedang bersama seseorang asal Jember. Ia memanggilnya, Profesor Babun Soeharto. Dia mengatakan bahwa orang yang berada di sampingnya adalah salah seorang tokoh utama organisasi besar, yakni Anshor dan PMII Jember. Di akhir perkataanya, ia tutup dengan nasehat “Jember harus berubah”.
Menurut sejumlah sumber, video yang telah beredar ke beberapa tokoh di Jember ini dibuat pasca pelantikan Pengurus Wilayah Ikatan Alumni PMII Jawa Timur. Namun informasi demikian nampak kurang valid, sebab salah seorang pengurus PW IKA PMII asal Jember, yang enggan disebut identitasnya, mengaku tidak tahu bahkan terkejut pada perkataan orang dalam video tersebut. Ia juga tidak mengerti apa dasar dan motifnya. “Penokohan pada seseorang di satu wilayah harus dinyatakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah itu. Kalau yang menokohkan orang luar wilayah, apalagi sampai menyebut Jember harus berubah, itu tindakan yang tak berdasar“, katanya.
Pengurus PMII pun meradang mengomentari. Pasalnya, mereka mengaku tidak tahu menahu ketokohan bahkan peran Babun Soeharto di tubuh organisasinya. Di antara pihak yang berkomentar adalah ketua Komisariat PMII Universitas Negeri Islam KH Ahmad Siddiq Jember sendiri, Moh. Riyadi. Ia begitu terkejut. Guru besar yang kebetulan juga merupakan Rektornya, tidak sama sekali dikenal sebagai orang yang berperan dan pernah berproses di PMII. Ia menuturkan,
“saya tidak pernah tau kalau pak babun adalah anggota PMII. Makanya kemudian sedikit lucu kalau dikatakan tokoh PMII Jember. Kalau misal mau mengaku tokoh PMII, tinggal buktikan saja. Bisa dengan sertifikat kaderisasi formal. Namun fakta sampai perhari ini tidak ada. Kita butuh diklarifikasi dari pak babun apa yag di maksud tokoh PMII. Tetapi kemudian hal tersebut hanya akuisisi saja, tentu kami mengecam keras setiap oknum melakukan pengakusisian terhadap PMII dalam kepentingan tertentu. Perihal dikatakan tokoh Ansor saya tidak mau menanggapi”.
Bukan hanya dikomentari oleh pengurus aktif PMII saja, namun juga dikomentari oleh beberapa alumni PMII UIN K.H. Ahmad Siddiq Jember sendiri. Na’imur Rahman, salah satu pengurus PAC IKAPMII Jenggawah, menegaskan bahwa guru besar yang terkenal sebagai rektor koboy itu, bukan alumni, apalagi tokoh PMII Jember. “saya menyayangkan pernyataan orang di video itu, kalau hanya masalah politik tidak usah mencatut PMII Jember. Ini harus ditanggapi secara kelembagaan. Apalagi orang yang berada di video itu memakai jas almamater organisasi kita”, tuturnya saat diwawancarai.
Selain itu, tanggapan senada juga keluar dari salah satu pengurus PC IKA PMII, M. Ghofur Hidayat. Dirinya sedikit menyesali perkataan orang dalam video yang diyakininya juga merupakan alumni PMII. Menurutnya, perkataan itu bertendensi kuat memiliki motif politik identitas. Penokohan Babun Soerharto dalam tubuh PMII Jember, sangat tak berdasar. Walaupun Babun Soerharto memiliki status yang baik di kabupeten Jember, tidak semestinya diklaim sebagai tokoh utama PMII. Kalau itu dilakukan, sama artinya merendahkan alumni PMII sendiri yang dianggap tak mampu sebaik Babun Soerharto.
Berdasarkan informasi yang berkembang saat berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari beberapa pihak, utamanya dari pembuat video. Begitu pun dengan tanggapan organisasi lain yang juga dicatut, Anshor Jember. Masih belum ada pernyataan resmi tentang apakah benar Babun Soeharto merupakan tokoh utamanya?. Bahkan seluruh pihak masih nampak bertanya-tanya dan menunggu klarifikasi pernyataan lelaki dalam video yang dengan percaya diri menasehati, “Jember harus berubah”.