Jember, Agitasi.id – “Dimana ada kesempatan, disitu ada peluang”, begitu kata pepatah yang kerap kali kita dengar namun, terkadang peluang tersebut dimanfaatkan oleh pencuri yang menyebabkan keresahan bagi orang-orang disekitarnya. Hal itu juga dirasakan oleh santri dan santriwati Pondok Pesantren Zainul Bahar, seringkali terdapat kejadian ganjal yaitu kehilangan uang. Entah siapa pelakunya tidak bisa dipungkiri bahwa ia memang dekat sekali jaraknya dengan korban.
Keresahan santri tersebut sampai ke telinga pengurus, sehingga Lora Rafiul Haqqin Niam yang merupakan seorang Gus sekaligus ketua pengurus memiliki inisiatif untuk membentuk Lembaga Jasa Keuangan yang mewadahi pengelolaan simpanan santri.
Baitul Mal wat-Tamwil (BMT) Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso ini, merupakan hasil musyawarah dan study banding ke Sidogiri oleh direktur dan jajaran anggotanya. Badan tersebut tidak hanya bergerak pada sistem simpanan namun dalam hal simpan-pinjam. Jadi, nasabah yang dicari bukan hanya dari kalangan santri lagi namun menyeluruh bagi masyarakat.
“Tujuan dengan berdirinya BMT ini yaitu untuk melayani, meningkatkan ekonomi masyarakat, dan ikut membantu dalam hal mensejahterakan keekonomian pesantren, serta dapat memberikan peluang pekerjaan bagi alumni Pondok Pesantren Zainul Bahar” Ungkap Khoirullah selaku kepala kantor pada Sabtu, 13 Maret 2021.
Dari ungkapan tersebut, bisa disimpulkan bahwa BMT tak hanya bergerak dalam lingkup santri saja, bagi siapapun yang ingin melakukan transaksi simpan-pinjam bisa mendatangi kantornya yang terletak di PP. Zainul Bahar tepatnya di Wringin-Bondowoso. Santripun sangat antusias dan ikut berpartisipasi dalam memajukan BMT tersebut, mereka berbondong-bondong untuk menyisihkan uang simpanan.
Badan yang disahkan pada tanggal 11 juni 2020 itu semakin hari semakin berkembang. Pelayanan yang ada lambat-laun semakin pesat bahkan disana juga melayani transfer, pembelian token dan lainnya. Atas kegigihan pekerjanya, sehingga banyak hasil yang dapat dipetik saat ini. Tidak sedikit santri yang menaruh harapan pada BMT ini, bahkan mereka saling mengutarakan komentar atas manfaat yang mereka rasakan.
“Banyak sekali manfaat yang dapat saya ambil dengan adanya BMT ini, karena dengan begitu dapat meminimalisir hilangnya uang, pengeluaran untuk jajan sana-sini, dan lebih praktis. Untuk pendaftarannya mudah sekali, biaya operasionalnya juga tergolong murah yaitu Rp 5000, dan hasil yang dapat kita ambil sesuai dengan apa yang kita tanam. Adapun harapan saya semoga BMT ini bisa lebih maju dan pesat perkembangannya sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas.” Begitu ujar salah satu santriwati yang bernama Mega Ningsih Fitriah.
Pewarta : Annisa
Editor : ENH