PERGANTIAN REKTOR DI UIN KHAS JEMBER 2023 LEBIH TEATRIKAL DARIPADA GEAR 5 LUFFY DI ONE PIECE

AGITASI.ID – Sepertinya proses pemilihan rektor baru di UIN KHAS Jember adalah pertunjukan teater terbaru dari Kementerian Agama. Rektor yang sedang menjabat (dan masa jabatannya sudah berakhir) tentu hanya sebagai pemeran figuran yang tampak seperti bebek lumpuh, tidak punya kekuasaan apa pun. Terus terang, adalah rahasia umum (rahasia kok umum) bahwa keputusan sebenarnya dibuat oleh “rahasia” Kementerian Agama. Terlalu lebay jika mereka berpikir kita akan mempercayai cerita ini.

Sudahlah mahasiswa, jangan terlalu berharap. Kandidat rektor susah ditemui? Ya, karena mereka sibuk adu kepentingan di belakang layar!. Dan jangan harap mahasiswa akan mendapatkan akses yang layak ke informasi ini. Transparansi? Lupakan saja! Partisipasi publik? Oh, itu hanya mitos.

Bacaan Lainnya

Tentu saja, proses pemilihan rektor adalah contoh sempurna dari tidak terdapat transparansi dan kejelasan. Kita semua tahu bahwa “sulit ditemui” adalah kode bagi para kandidat yang sibuk menghindari pertanyaan yang sebenarnya ingin kita ajukan. Dan Kementerian Agama? Mereka hanya bermain di balik tirai, seperti sutradara anime Attack On Titan.

Transparansi? Ada, jika Anda mendefinisikannya sebagai sesuatu yang benar-benar tidak ada. Partisipasi publik? Ya, jika Anda berbicara tentang partisipasi yang sepintas lalu dan tidak berarti. Pengambilan keputusan? Tidak perlu khawatir, Kementerian Agama sudah mengambil alih itu semua. Pemilihan rektor itu berat, kamu tidak akan kuat, biar Kementerian Agama saja.

Kata-kata “molornya estafet kepemimpinan” adalah cara yang lembut untuk mengatakan bahwa ini adalah sirkus. “Sama-sama potensial”? Tentu, potensial untuk lebih banyak drama!. Dan tentu saja, mereka akan mengumumkan ini secara tertutup karena mengapa kita semua harus tahu apa yang sebenarnya terjadi?.

Baca Juga :  MENGKAJI ULANG REKOMENDASI TIM PERCEPATAN REFORMASI HUKUM

Tentu, mahasiswa sangat peduli dengan kelancaran kegiatan kampus. Sementara itu, rektor hanya terlihat seperti boneka yang harus mengikuti instruksi dari atas. Oh, berbicara tentang struktur sosial, Kementerian Agama pasti menikmati permainan ini. Mereka adalah bos besar di sini, dan semua orang lain hanya aktor figuran.

Basically, ideologinya adalah, Kementerian Agama adalah dewa yang mengendalikan segalanya. Mereka memiliki kekuasaan absolut untuk membuat keputusan tanpa perlu mengganggu diri mereka sendiri dengan pesky transparansi dan partisipasi publik. Mereka adalah penguasa sejati kampus. Mahasiswa hanya penonton dalam pertunjukan ini. Hampir persis seperti Pemerintah Dunia dan Aparatusnya yaitu Angkatan Laut, dalam anime One Piece.

Semua pertunjukan teatrikal ini hanya menunjukkan betapa absurdnya situasi ini. Wacana ini bukan tentang kebenaran atau transparansi, tetapi tentang menjaga status quo kekuasaan yang kuno. Jadilah bijak, mahasiswa. Jangan hanya menerima wacana ini tanpa mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi di balik layar. Apa perlu perwakilan mahasiswa yang perannya mirip dengan Pasukan Revolusioner pimpinan Monkey D. Dragon dan Bajak Laut Topi Jerami pimpinan Monkey D. Luffy?.

Penulis : Mugiwara Ay

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *