agitasi.id – Sudah sejak bulan februari 2020, seluruh dunia dihadapkan pada hal genting yang disebut pandemi. Tidak tanggung-tanggung pandemi ini hadir dengan bentuk virus yg tiada penawarnya. Lalu seluruh manusia sejagad raya dihebohkan dengan virus yang diduga datang dari negeri Cina, kita semua menyebutnya Covid-19.
Sialan, kenapa namanya bisa covid-19 ? Kenapa tidak covid-20 biar sekalian genap. Tapi urusan nama virus itu penulis tidak mau memperpanjang urusan.
Warung Kopi, dan Permainan Jiki
Eranya milenial ini memang lebih suka duduk di warung kopi. Entah hanya sekedar say hello dengan teman sirkel sambil lalu diskusi meski lebih banyak menganalisa perilaku orang. Terkadang ada yang sekedar cari WiFi yang lancar untuk Mabar, banyak juga yang ngerjakan tugas-tugas penting (bisa jadi ngga penting), ada yang sekedar cari tempat perkopian untuk nonton sepakterjang eh maap sepak bola dll. Apapun kegiatannya “ngopi” adalah bahasa yang tepat untuk pergi ke warung kopi.
Kenapa sih lebih menyenangkan saat minum kopi yang diseduh oleh mas-mas barista atau mbak-mbak perkopian tempat favorit kalian ngopi?
Memang nuansa minum kopi yang diseduh diwarung kopi berbeda ketika minum kopi dirumah bagi kalangan milenial. Karena bisa minum bersama teman, atau melihat penjual kopinya yg tampan dan cantik. Tapi, yang paling penting adalah WiFi yang lancar membuat semangat para pecinta ngopi di warung kopi.
Nah, disini penulis juga mau ngasih tau permainan jiki. Sebagian orang pasti sudah mengetahui apa itu jiki. Bola setan merupakan salah satu permainan judi tradisional yang sangat populer di Indonesia. Setiap daerah bahkan memiliki sebutan masing-masing untuk permainan ini seperti di Jawa Tengah dengan nama Bola Glundung, di Kalimantan dengan nama Cap Jiki dan di pulau Bali dikenal dengan nama bola Setan.Cara bermainnya sangat unik, pemain hanya perlu memasang taruhan pada Warna, Simbol ataupun Angka yang ada di sebuah papan. Kemudian setelah pemain memasang taruhan, akan di lempar sebuah bola yang akan bergelinding di papan tersebut. Warna, Simbol atau Angka yang tepat berada dibawah bola yang berhenti bergelindinglah yang akan menjadi pemenang dalam taruhan.
Namun, permainan ini telah banyak disalahgunakan sehingga lebih terjerumus kepada judi/pertaruhan uang yang melipat ganda. Tentu kita tau judi adalah kegiatan terlarang jika dilakukan di indonesia. Permainan jiki lebih banyak dimainkan di tempat-tempat keramaian, seperti sedang ada konser musik, sirkus, dll. Namun, jiki juga sering digelar di berbagai tempat tergantung dimana ada Bandar yang mau menggelar permainan tersebut. Polisi sering menumpas kegiatan judi cap jiki ini di berbagai tempat, karena dirasa meresahkan bagi beberapa masyarakat. Tentunya karena judi cap jiki ini juga dilarang maka alasan kepolisian merazia kegiatan ini juga masuk akal. Jadi Bandar judi cap jiki dan para pemainnya sangat berhati-hati saat bermain karena takut diringkus polisi.
Ketar – Ketir Takut Diringkus Polisi
Belakangan ini PPKM Darurat ditetapkan oleh pemerintah, alih-alih untuk mencegah penyebaran covid-19 yang terus melonjak. Seperti yang telah dibahas tentang warung kopi dan permainan judi cap jiki diatas tentu memiliki hal unik yang perlu dibahas di tengah gentingnya PPKM darurat. Mengapa demikian?
PPKM darurat membatasi kegiatan-kegiatan masyarakat diperketat kembali khususnya di sektor esensial. Sektor esensial seperti supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50%.
Pemilik warung kopi saat ini benar-benar dibingungkan oleh kebijakan pemerintah, wes hasilnya ngga seberapa dari jualan kopi, warungnya rame dikit di datangi patrol polisi dibubarkan… sialan padahal Cuma jualan kopi, bukan main judi cap jiki dibubarkan lagi… Setiap kali watung kopi ramai bukannya seneng, malah jadi ketar-ketir takut di razia polisi. Dosa besar apa yang dilakukan pemilik warung kopi?.
Nasib penjual kopi akhirnya akan sama dengan Bandar jiki. Kalau warung kopi ditutup jam 20.00 kapan waktu buka warung kopinya? Sedangkan pengunjung ramai di malam hari, kalau siang aktifitasnya bekerja, mahasiswa ya kuliah. Malam wajib tutup, ya ukurannya ngga bisa dapat untung hanya cukup untuk nembel modal saja. Kalau begini harusnya kebijakan pemerintah jangan PPKM lagi, tapi lockdown. Semua biaya hidup dalam beberapa waktu kedepan ditanggung dengan uang negara. Sehingga ngga perlu susah payah kucing-kucingan sama polisi untuk menertibkan para penjual kopi dan pelanggannya.
Kalau warung-warung kopi sudah ramai pengunjung yang disalahkan juga pemilik warung kopi, padahal itu cara mereka untuk tetap hidup selain pakek masker di PPKM darurat ini. Mereka hanya jual kopi, bukan Bandar judi, tapi takut sama patroli…
Keresahan ini sengaja distulis mewakili para pedagang kecil, bukan hanya pemilik warung kopi, pedagang makanan dan toko kelontong lainnya yang turut berduka atas kebijakan pemerintah yang aneh-aneh sejak adanya pandemi covid-19.