PBAK UIN KHAS Jember; Rektor Joget Berdiri, Mahasiswa Joget Berlari.

JEMBER, AGITASI.ID – Miris, sekaligus mengutuk adalah respon mayoritas alumni ketika melihat video berdurasi 30 detik itu. Video tersebut tak lain merupakan rekaman Rektor UIN KHAS Jember yang berduet karaoke lagu dangdut dengan mahasiswanya di Masjid kampus. Tebaran video tersebut banyak bersebar di history WhatApps bahkan tersebar ke group WA alumni kampus UIN KHAS Jember. Salah satu group WA yang ramai membincangkan video ini adalah “Ukhuwah Rayon Syari’ah”.

Diantara pelbagai komentar alumni, ada satu komentar yang menarik, +62 823-3112-0481: “Masih batas normal dan wajar. Jika ada yang menilai tidak normal dan tidak wajar, Belum masjid lek, masih belum di resmikan dan belum di gunakan untuk ibadah. Tempat tersebut masih berstatus bangunan tanpa merek. Masih wajar dan normal untuk dipakai apapun. Monggo kita diskusikan. Monggo pegiat filsafat moral tunjukkan komentar mu”, begitulah komentarnya. Menurutnya, tempat yang itu bukan Masjid. Karena memang belum diresmikan sebagai Masjid. Artinya tempat tersebut hanya gedung biasa. Beberapa anggota group mulai menanggapinya. Yang paling menarik adalah komentar dari nomor WA +62 853-2600-7778, juga bergabung dalam group tersebut. Ia menulis, “Status bangunan itu bukan hanya dapat dilihat dari sudah difungsikan atau tidak. Namun bisa juga dari niat pendiriannya sejak awal. Untuk bangunan publik seperti masjid, di Indonesia pada umumnya, telah diniatkan sejak awal. Tentu, karena pendiriannya gotong royong. Ini yang kemudian menjadi dasar, status bangunan masjid telah ada pada”peletakan batu pertama” [25/8 12.09].

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  ANALISIS KRITIS STATUS WHATSAPP MENKUMHAM DEMA UIN KHAS JEMBER

Devi, Panitia protokoler PBAK UIN KHAS Jember 2022, memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Ia mengatakan, “Hehehe itu dari dosen sendiri mbak, di luar konsep. tindakan Rektor yang berkaraoke serta berjoget di Masjid atau calon gedung Masjid itu diluar konsep panitia Protokoler PBAK. Itu murni kehendak nurani Pak Rektor sebagai manusia”.

Terlepas dari banyaknya penjelasan beberapa orang di atas. Yang pasti dari perbuatan pak Rektor yang tidak normal itu, merupakan uswah yang tidak Hasanah. Terbukti tindakan itu ditiru oleh mayoritas mahasiswa baru fakultas FEBI yang terekam oleh salah satu mahasiswa. “Kita disuruh Nyanyi sambil Joget oleh dosen. Agar tidak jenuh dengan serangkaian PBAK yang membosankan”, ungkap salah satu mahasiswa baru Fakultas FEBI, Lutfi, dalam wawancara Via WhatApp yang dilakukan Crew Agitasi.id.

Video ini nampak juga ditanggapi oleh beberapa pengurus organsasi ekstra Mahasiswa UIN KHAS sendiri. Salah satunya, Sekretaris Umum organisasi ektra terbesar di kampus ini, Firdaus Izzul Haq. “Bisa saja fenomena Rektor yang karaoke sambil joget itu adalah hasrat pribadi. Pak Babun sebagai pribadi manusia, bukan sebagai jabatannya yang Rektor. Kalau demikian, saya tidak berhak berpendapat dan menyikapi pribadi Pak Babun. Tetapi ingin menyikapi jabatan Rektor yang melakat pada diriya. Saya kemarin juga mendengar, dia nantangi mahasiswa. Bagi saya itu juga tindakan pribadi. Sebagai rektor, harusnya itu dijauhi. Malu. Berusahalah bijaksana di depan publik. Semarah apapun dan sesedih apapun”. Katanya saat diwawancarai secara langsung oleh Crew Agitasi, di kafe For.rest depan kampus 25/08/2022. baca; Rektor UIN KHAS Tantang Duel Mahasiswa

Memang benar kata pepatah bijak. Guru Kencing Berdiri, Murid kencing berlari. Rektor Kencing Berdiri, Mahasiswa kencing berlari. Rektor Joget Berdiri, Mahasiswa Joget Berlari. Tak ayal jika jogetan pak Rektor dicontoh dan ditiru oleh masyoritas mahasiswa baru Fakultas FEBI pada agenda Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) selasa tertanggal 23 Agustus itu.

Baca Juga :  CALEG PKB BULLY PAKAIAN REKTOR; Mahasiswa UIN KHAS Jember Kecewa

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Saran saja pak , mungkin di perbaiki dulu pak tulisannya sebelum di publish , karena masih ada typo nya , karena hal kyak gini untuk konsumsi publik , pasti banyak persepsi , takutnya ada pemikiran negatif hanya karena banyak nya typo di berita pak , trimakasih