MARAKNYA KRIMINAL DAN FENOMENA MATINYA KEPEDULIAN SOSIAL DI KARANG MULWO, MANGLI, JEMBER DAN SEKITARNYA

Agitasi.id- Sungguh mencengangkan musibah yang terjadi pada 4 orang yang berdomisili di karang mulwo hari ini. Jatuh pada hari Senin (20/09/2021), telah terjadi kasus pencurian motor yang telah dilaksanakan dengan mulus pada pagi dini hari oleh beberapa oknum yang biasa kita sebut pencuri (maling).

Sebagian orang yang sudah lama menetap di jember, pasti tau lokasi karang mulwo, Mangli, Kaliwates Jember ini. Lokasi tersebut identik dengan tempat tinggal atau domisili mahasiswa rantau yang menempuh studi di kampus hijau. Karena identik dengan banyaknya mahasiswa, otomatis menjadi daya tarik sendiri bagi sebagian oknum yang memiliki visi dan misi kriminal. Hal tersebut bisa menjadi ladang basah bagi pelaku kriminal. Mengapa bisa disebut sebagai ladang basah?

Bacaan Lainnya

Berikut ini penulis akan sedikit menjelaskan karakter mahasiswa yang sedikit lalai sesuai dengan pengamatan kecil-kecilan, sehingga banyak peluang untuk menjadi korban kriminal beberapa oknum:

Pertama, mahasiswa di zaman sekarang sering lalai dalam hal apapun, salah satunya parkir motor sembarangan. Banyak sekali parkir motor sembarangan di sebrang-sebrang jalan, depan dan samping kampus yang tidak kunci ganda agar lebih terjamin keamanannya. Mahasiswa type ini mungkin sudah punya keyakinan bahwa motornya akan dijamin keamanannya oleh Tuhan sehingga sedikit lalai dan santai. Padahal banyak kemungkinan terjadi bisa dibobol maling dengan mudah saat asyik ngobrol. Kedua, banyak mahasiswa yang sudah merasa lingkungan tersebut benar-benar aman karena banyak satpam di perumahan, kampus, serta dekat dengan kantor polisi yakni Polsek Kaliwates-Jember. Ketiga, mahasiswa banyak yang sudah pikunan padahal usianya masih muda-mudi. Lupa untuk menjaga keamanan barang berharga karena kebanyakan ngopi atau nugas.

Dari beberapa kelalaian tersebut, tentu menjadi target bagi beberapa oknum dengan melihat lingkungan yang banyak mahasiswanya adalah ladang basah (banyak peluang) untuk diakali masalah kriminal khusunya pencurian. Seperti musibah yang terjadi hari ini, bisa jadi ini juga kelalaian si pemilik barang berharga. Namun, hal ini tidak hanya terjadi kali ini saja. Problem ini sudah sering terjadi. Hal ini yang menjadi pertanyaan besar oleh masyarakat Jember lebihnya, mengapa kriminal pencurian motor ini biasa terjadi dan tidak pernah ada penyelesaiannya?

Baca Juga :  Tapera : Distopia Kebijakan Pemerintah

Matinya Kepekaan Sosial Birokrasi Pemangku Jabatan Kampus Hijau.

Ini akan menjadi pembahasan yang menarik untuk kita ulas, bahwasannya birokrasi kampus seperti  Rektor, Warek I,II,III dan jajarannya wajib memberi jaminan kepada mahasiswanya. Ini masalah sosial yang tidak pernah berujung, maka bisa saja kita sebut matinya kepekaan sosial. Beberapa jaminan yang harusnya berjalan dengan baik, apalagi transformasi kampus yang saat ini sudah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) justru semakin meningkatkan kualitas jaminan kepada mahasiswanya. Seperti jaminan kesehatan, jaminan keamanan sosial dan seksual.

Namun birokrasi kampus secara realitasnya belum memberikan jaminan terhadap keamanan yang terjadi di lingkungan kampus. Seperti yang kita ketahui masih banyak kasus kriminal pencurian, dan kekerasan seksual. Dengan dasar menciptakan generasi penerus bangsa yang baik dan berkualitas, birokrasi kampus harus lebih menjamin tindakan kriminal, agar diminimalisir untuk terjadi. Sudah banyak korban pencurian motor, handphone, laptop, dan barang berharga lainnya. Belum lagi kasus pelecehan seksual yang terjadi lingkungan kampus. Lagi-lagi karena kurangnya kepekaan para pemangku pejabat, maka tidak ada tindak lanjut yang real dilakukan untuk meminimalisir tindakan kriminal di lingkungan kampus mangli tersebut.

Matinya Kepekaan Sosial Birokrasi Pemerintahan Karang mluwo, Mangli, Kaliwates dan sekitarnya.

Hal ini juga salah satu bentuk runtuhnya rasa peduli keamanan dan kesejahteraan pemerintahan Desa Mangli dan sekitarnya. Sebab ketidak pedulian mereka menimbulkan kemudhorotan sebagai pemimpin yang kurang responsif menciptakan Desa yang tentram, aman, dan sejahtera. Bukankah menjadi seorang pemimpin yang layak adalah menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya? Jika dianalisis, bisa jadi ini kurangnya komunikasi yang tidak terjalin baik antara birokrasi kampus, birokrasi pemerintah desa, dan jajaran aparat kepolisian. Maka terjadilah banyak kasus pencurian. Pemerintah Desa harus bisa memberi jaminan keamanan dengan strategi membangun program kerja yang baik dalam hal penjagaan keamanan lingkungan, seperti diperbanyaknya pos kampling. Kerjasama pemerintah desa, warga, dan aparat penegak ketertiban dan keamanan masyarakat tentu harus dibangun dengan baik untuk mewujudkan semuanya.

Baca Juga :  Forum Strategis Pembangunan Sosial (FORES): "Pemilu Milik Kita"

Matinya Kepekaan Sosial Kapolsek Kaliwates dan Jajarannya.

Tingkatan matinya hati dan kepedulian sosial yang terakhir adalah, yang diberi tugas dan berjanji terhadap negara Indonesia untuk menertibkan dan menjaga keamanan masyarakat yakni biasa kita sebut “Polisi”. Ini sudah jelas bahwa yang punya profesi dan mendedikasikan dirinya menjadi anggota polri sudah benar-benar mati, tidak tanggap dan responsif dalam menjaga keamanan masyarakat Mangli-Kaliwates. Lokasinya sangat dekat, sungguh ini lelucon yang luar biasa. Bisa-bisanya maling berkeliaran di dekat kantor polisi, dengan lancar dan mulus. Jika hal ini tidak bisa diselesaikan dan belum menemukan titik temu dari dulu hingga hari ini, seyogyanya ini menjadi persoalan besar di jajaran kepolisian. Masyarakat akan terus beranggapan bahwa polisi tidak bekerja sesuai dengan tugas dan wewenangnya, bahkan akan beranggapan polisi bersahabat karib dengan mafia-mafia besar untuk memperlancar visi misi kriminalnya.

Hari ini kita semua yang berdomisili di sekitar UIN Mangli, menjadi ketar-ketir tidak ada jaminan dari siapapun termasuk diri kita sendiri yang harus lebih berhati-hati. Kepada yang terhormat birokrasi kampus dan jajarannya UIN KHAS Jember, agar lebih menciptakan lingkungan kampus hijau ini terjamin keamanannya. Tidak lupa juga kepada Senat mahasiswa, Dewan Eksekutif Mahasiswa, ini harus melakukan gerakan yang real untuk menyongsong dan mensupport lingkungan yang aman, dengan melakukan desakan kepada seluruh birokrasi kampus, Pemerintah Desa, Polsek, dan jajarannya. Tekanan publik lah yang mampu mendesak keinginan masyarakat dan mahasiswanya. Buktikan bahwa mahasiswa mampu menjadi agent of change. Kepada birokrasi pemerintahan bangunlah jaminan lingkungan yang aman, tentram, dan sejahtera, untuk kemaslahatan ummat. Kepada Kapolsek Kaliwates, jalankan wewenang mentertibkan dan menjaga keamanan masyarakat dengan baik serta usut tuntas pelaku kriminal di lingkungan kampus hijau Mangli-Kaliwates Jember.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *