Jember, AGITASI.ID – Lagi-lagi Rektor. Dari Rektor larang orang miskin kuliah, Rektor doyan healing, Rektor jogget di masjid (untung bukan dugem), sampai Rektor ajak duel Mahasiswa. Tidak heran, jika baru-baru ini rector kembali bertingkah menghilang dari muka kampus. Padahal, ia memiliki peran penting sebagai pemimpin dan tindakannya berdampak signifikan terhadap fungsi dan reputasi institusi secara keseluruhan. Adalah tugas rektor, untuk memastikan kelancaran operasi universitas mulai dari program akademik sampai menjaga hubungan positif dengan mahasiswa. Sayangnya, mahasiswa saat ini sudah cukup menderita pasca di ghosting rektor paling gagah (katanya).
Isu hangat yang baru saja terjadi di kampus Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember rasanya sudah menjadi pembahasan yang memualkan; Lebih busuk dari nasi berjamur, lebih beracun dari biji sianida. Ya, mungkin karena mahasiswa sudah terlalu bosan dan menderita dibawah pimpinan rektor problematic ini. Walaupun demikian, mahasiswa tetap menunjukan sikap pedulinya melalui upaya pendekatan secara persuasif (audiensi). Dengan harapan mendapatkan respon baik dan jalan keluar dari pimpinan kampus. Sayangnya, pemimpin kampus justru terkesan apatis dan segan. Terbukti, perwakilan mahasiswa telah melayangkan surat audiensi sebanyak dua kali dan rektor sama sekali tidak menemui mahasiswa dengan berbagai alasan. Hal tersebut membuat mahasiswa kecewa dan geram akan sikap pimpinan yang seolah acuh tak acuh terhadap aspirasi mahasiswa.
Melihat sikap pimpinan kampus tersebut, mahasiswa tidak tinggal diam. Pada tanggal 27 Juli 2023 pukul 10.00 wib, Mahasiswa UINKHAS Jember yang tergabung dalam aliansi RM UIN KHAS Jember berkumpul di halaman gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan untuk melakukan “Aksi Simbolik” yang dihadiri oleh 50 mahasiswa. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kampus dimasa genting kehilangan rektornya. Miris!. Tak cukup itu, demi menyadarkan pimpinan ghoib tersebut, mahasiswa melakukan long march dari gedung FTIK sampai Segitiga depan kampus UINKHAS Jember dengan membawa poster bertuliskan “surkasme” dan berbagai varian aksi seperti: orasi, teatrikal dan puisi.
“Sampai hari ini rektor abai dan hilang, kita doakan bersama-sama agar the next Rektor UIN KHAS tidak seperti Prof. Babun. Aamiin, dengan Rektor menghilang seperti ini, menunjukkan bahwa dia sudah tidak mampu memimpin kampus tercinta ini, menunjukkan bahwa dia sudah tidak layak memimpin kampus tercinta ini, dan Rektor Babun Soeharto anti kritik”. Begitu kira-kira isi daripada orasi yang disampaikan mahasiswa.
Dalam aksi tersebut, RM UIN KHAS Jember membawa beberapa tuntutan yang sebelumnya tidak dikabulkan dengan alasan Rektor tidak hadir audiensi, tuntutan tersebut adalah keringanan UKT 50% untuk mahasiswa yang tinggal mata kuliah skripsi, keringanan UKT untuk mahasiswa atau pihak lain yang membiayai mengalami penurunan kemampuan ekonomi yang disebabkan bencana alam dan/atau non bencana alam dan pengadaan serta perbaikan sarpras (sarana dan prasarana).
Selain itu, ditengah seruan aksi. massa melakukan simbolisasi menutup wajah dengan postur rektor dan wakil rektor 1. Aksi simbolis ini menggambarkan rektor menghilang dan segan merespon aspirasi mahasiswa. Walaupun pada akhirnya massa masih belum mendapat respon dari pihak rektorat, tetapi aksi juga dilakukan dengan tujuan sebagai bentuk keresahan terhadap sikap dan tindakan rektor UIN KHAS Jember dan aksi simbolis di UIN KHAS Jember berjalan dengan damai. Ya, begitulah Rektor UINK KHAS Jember, doakan saja semoga cepat ketemu. Jangan lama-lama menghilang ya pak! Capek nyarinya. (*)
Reporter: Ronven Apriani