Kulit Pemikiran Al-Biruni dan Al-Masudi tentang Pengolahan SDA, Sumbangsih Intelektual Islam dalam Industri Pertambangan

Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn ibn Ali al-Mas’udi
Gambar Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn ibn Ali al-Mas’udi (Sumber: Grafis Mashur Imam)

AGITASI.ID – Dalam sejarah peradaban Islam, aktivitas menambang telah menjadi salah satu aspek penting yang berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejak awal kemunculannya, Islam telah mendorong umatnya untuk menuntut ilmu dan mengembangkan berbagai bidang pengetahuan, termasuk yang berkaitan dengan sumber daya alam dan pertambangan.

Al-Biruni  (Abu Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni) 973-1048 M

Bacaan Lainnya

Salah satu tokoh intelektual Muslim yang terkenal dalam bidang pertambangan adalah Al-Biruni (973-1048 M). Ia adalah seorang sarjana ensiklopedis dari Khwarizm (sekarang Uzbekistan) yang memiliki pengetahuan luas dalam berbagai disiplin ilmu, seperti matematika, astronomi, geografi, dan geologi.

Dalam karyanya yang monumental, “Kitab al-Jamahir fi Ma’rifat al-Jawahir” (Buku tentang Pengetahuan Batu Permata), Al-Biruni memberikan deskripsi rinci tentang berbagai jenis mineral, proses pembentukan, dan metode ekstraksi serta pemurniannya. Kitab ini juga mencakup berbagai topik seperti mineralogi, kristalografi, geografi, navigasi, dan astronomi.

Kitab ini memuat beberapa hal penting yang bermanfaat hingga hari ini, yakni pada bagian mineralogi, Al-Biruni menjelaskan tentang berbagai jenis mineral dan batu permata, sifat-sifat fisik dan kimianya, serta cara mengidentifikasi dan mengujinya. Dia juga membahas tentang proses pembentukan mineral di alam.

Bagian kristalografi membahas tentang bentuk geometris dan struktur kristal, serta hubungannya dengan sifat-sifat mineral. Termasuk pula dalam bidang geografi, al-Biruni memberikan deskripsi rinci tentang berbagai wilayah di dunia pada masa itu, termasuk iklim, topografi, dan penduduknya.

Pada bagian navigasi membahas tentang teknik navigasi laut dan darat, serta penggunaan instrumen seperti astrolabe dan kompas. Serta dalam bidang astronomi, Al-Biruni membahas tentang gerakan benda-benda langit, kalender, dan sistem koordinat astronomi.

Kitab ini dianggap sebagai salah satu karya ensiklopedis paling komprehensif dan berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan Islam. Lebih spesifik mengenai pendekatan terhadap komoditas pertambangan, terutama mineral, setidaknya dapat dirangkum sebagai berikut.

Klasifikasi mineral: Al-Biruni mengklasifikasikan mineral berdasarkan sifat-sifat fisik mereka, seperti warna, kekerasan, dan kilap. Dia juga mendeskripsikan cara mengidentifikasi mineral dengan mencoba melarutkannya dalam asam atau membakarnya.

Baca Juga :  STATEMENT REKTOR UIN KHAS ; Kritik Habermas dan Interupsi dari Guru Besar

Proses pembentukan mineral: Al-Biruni memiliki pemahaman yang baik tentang proses pembentukan mineral, seperti kristalisasi, pelapukan, dan proses vulkanik. Dia menyadari bahwa beberapa mineral terbentuk dari cairan magma yang membeku, sementara yang lain terbentuk dari penguapan larutan garam.

Eksplorasi mineral: Al-Biruni menjelaskan metode yang digunakan untuk mengeksplorasi dan menambang mineral, seperti penggalian terowongan dan sumur. Dia juga menjelaskan cara membedakan antara deposit mineral yang kaya dan miskin.

Pemanfaatan mineral: Al-Biruni menjelaskan berbagai pemanfaatan mineral dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk pembuatan alat-alat, perhiasan, dan obat-obatan. Dia juga menjelaskan cara mengolah mineral untuk mendapatkan logam atau bahan lainnya.

Observasi lapangan: Al-Biruni menekankan pentingnya observasi lapangan dalam mempelajari mineral dan proses geologi. Dia melakukan perjalanan ke berbagai wilayah dan mengamati formasi batuan serta deposit mineral di sana.

Kontribusi Al-Biruni dalam ilmu pertambangan menjadi dasar bagi perkembangan ilmu ini pada masa-masa selanjutnya. Dia memberikan landasan yang kuat dalam klasifikasi mineral, pemahaman proses geologi, dan eksplorasi sumber daya mineral.

Al-Masudi (Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn ibn Ali al-Mas’udi) 896-956 M

Selain Al-Biruni, terdapat juga tokoh lain yakni Al-Masudi (896-956 M) yang menggambarkan teknik penambangan dan metalurgi pada masanya, yang tertuang dalam karyanya “Murudj adh-Dhahab wa Ma’adin al-Jawahir” (Padang Rumput Emas dan Tambang Permata).

Al-Masudi adalah seorang sejarawan dan geograf Muslim terkenal dari abad ke-10, memiliki pemikiran yang menarik tentang ilmu pertambangan. Ia banyak memberikan perhatian khusus pada industri pertambangan dan penggalian bahan tambang.

Al-Masudi menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam secara efisien. Ia menganggap bahwa pertambangan adalah kegiatan yang membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, serta pengetahuan mendalam tentang geologi dan mineralogi.

Dalam karyanya, Al-Masudi memberikan deskripsi rinci tentang berbagai jenis bahan tambang, seperti emas, perak, tembaga, besi, timah, dan batu mulia. Ia menjelaskan cara penambangan, pemurnian, dan pengolahan bahan-bahan tersebut. Al-Masudi juga menyoroti pentingnya keselamatan kerja dan kesehatan para pekerja tambang.

Baca Juga :  BERBAGI TAKJIL, IMADA PERKENALKAN DIRI PADA PUBLIK

Salah satu kontribusi penting Al-Masudi dalam ilmu pertambangan adalah penjelasannya tentang teori pembentukan mineral dan logam. Ia percaya bahwa mineral dan logam terbentuk melalui proses alam yang kompleks, melibatkan panas, tekanan, dan reaksi kimia di dalam perut bumi. Pemikiran ini mendahului teori modern tentang pembentukan mineral dan logam.

Selain itu, Al-Masudi juga membahas masalah lingkungan yang terkait dengan pertambangan. Ia mengingatkan bahwa eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kekurangan sumber daya di masa depan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan.

Karya Al-Masudi tentang ilmu pertambangan menjadi referensi penting bagi para ilmuwan dan praktisi pertambangan pada masa itu, dan masih relevan hingga saat ini. Pemikirannya menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan kearifan dalam mengelola sumber daya alam telah menjadi perhatian para ilmuwan Muslim sejak abad pertengahan.

Kiri: Murudj adh-Dhahab wa Ma’adin al-Jawahir” (Padang Rumput Emas dan Tambang Permata) – Al-Masudi. Kanan: “Kitab al-Jamahir fi Ma’rifat al-Jawahir” (Buku tentang Pengetahuan Batu Permata) – Al-Biruni.

Tradisi intelektual Islam dalam bidang pertambangan tidak hanya terbatas pada penulisan dan penelitian teoretis, tetapi juga mencakup penerapan praktis. Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, terdapat pengembangan teknologi pertambangan yang signifikan, seperti penggunaan mesin pengangkat air untuk mengeringkan tambang dan penggunaan bahan peledak untuk memecah batuan.

Kontribusi intelektual Muslim dalam bidang pertambangan juga dapat dilihat dari penyebaran teknologi dan pengetahuan ke wilayah-wilayah lain di luar dunia Islam. Misalnya, teknik penambangan dan metalurgi yang dikembangkan oleh para sarjana Muslim telah mempengaruhi praktik pertambangan di Eropa pada masa itu.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa tradisi intelektual Islam dalam bidang pertambangan tidak hanya terbatas pada masa klasik saja. Hingga saat ini, masih terdapat banyak sarjana Muslim yang terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ini, menyesuaikan dengan perkembangan teknologi modern.

Secara keseluruhan, sejarah intelektual Islam dalam bidang pertambangan mencerminkan semangat untuk menuntut ilmu dan mengembangkan pengetahuan yang diajarkan dalam Islam. Tradisi ini telah memberikan kontribusi penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak hanya di dunia Islam tetapi juga di seluruh dunia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *