Dua mata terbuka ,tapi tak mampu melihat,
Tempat kecil seperti Penjara, yang dia dapat,
Dia Tak terlihat, tapi dirasa banyak orang
Keringatnya terbagi Disetiap hati orang-orang
Membisu mulutnya dan membusuk hatinya
Tak bisa hidup tenang, meskipun dia kesatria
Kesatria malang yang tiada Tara
Kini menunggu dirinya menjadi orang tua
Pedang panjang dipegang dengan erat
Bertarung dengan berani tanpa takut mati
PERCUMA, Karna mata mereka tertutup rapat
hingga tak mampu melihat sebuah perjuangan
Hidupnya berakhir dengan tragis, bangunan kokoh, dan seisinya melihat mayatnya Dengan miris, haru tangis pecah dalam suatu keheningan, melihat sebuah kebenaran yang tidak lagi ditegakkan
Kisahnya menjadi sejarah
Di kamusnya tak ada kata menyerah
Meskipun sekujur tubuhnya di lumuri darah
Dia tetap bertarung untuk tanahnya.