JEMBER, AGITASI.ID – Selain kampusnya yang mirip kandang binatang, mulai dari gedung D yang mangkrak dan tak segera usai proses perbaikan, sarana penunjang proses belajar pun juga tak memadai. Kursi-kursi di kelas yang sudah layak dirongsokkan, beberapa bilik belajar yang kekurangan fasilitas; seperti beberapa kelas di gedung G, mbok ya minimal ada kipas anginnyalah. UIN KHAS Jember ini memang perlu bersih-bersih dengan serius, baik-baik dari sampah-sampah yang berceceran di sepanjang jalan Karangmluwo tercinta, juga sampah-sampah yang bertebaran di gedung rektorat. Ya! betul, mungkin bisa jadi merekalah orang-orang yang hanya memperkaya diri dan cari keuntungan di pendidikan.
Ada berita yang cukup membuat mual dan menjijikkan di sebuah kanal media milik kampus UIN KHAS Jember yang berjudul “Sambut Diesnatalis ke 57 UIN KHAS Sewa Pesawat Kenalkan Kampus Lewat Udara”, sebuah berita tentang kelakuan norak bin mubazir yang dilakukan oleh para pejabat kampus yakni Rektor dan kroni-kroninya—mulai dari wakil rektor (warek), dekan, direktur pascasarjana, dan lainnya.
Berita tersebut diberitakan bahwa, pada hari Selasa tanggal 17 Januari 2023 Rektor beserta kroni-kroninya melakukan sebuah sosialisasi lintas udara, dalam rangka menyambut dies natalis kampus tercinta kita yang ke 57, di udara sosialisasi sama burung perkutut pak?! Upaya ini memang menjadi keinginan Rektor, Ya! siapa lagi kalau bukan ndoro Babun Suharto, si ndoro satu ini punya keinginan untuk melakukan sosialisasi [sic] lintas jalur lain; baik udara, darat, dan lautan, mau jadi Avatar kali ya?!
Sosialisasi lintas udara tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat Cessna Grand Caravan, btw berapa nyewa pesawat itu ya? Dan uangnya dari mana tuh bos?! Ngeri kali memang ndoro kita ini! “ini pengalaman baru kami, jadi tau kalau Jember itu luas” ujarnya, kalau pengalaman lamanya nyuruh cuti ratusan mahasiswa, begitu kan? Daripada anda lihat Jember yang luas, mending lihat pula itu, bagaimana hak pendidikan anak-anak di kampus tejegal karena tak mampu membayar UKT akibat kebijakanmu itu, dengan membranding IAIN jadi UIN, huh!
Sosialisasi yang bagi saya norak bin mubazir seperti ini tak hanya dilakukan kali ini, sebelumnya Rektor dan tangan-kakinya ini melakukan sosialisasi di laut di area wisata snorkling Pasir Putih, Situbondo. Itu sosialisasi apa lagi liburan pak?! Mbok ya kalau liburan ya jujur bilang liburan gitu, gak usah pakek nyebut-nyebut sosialisasi! Atau jangan-jangan itu pakai uang UKT Mahasiswa yang mahal-mahal itu ya pak? Untuk memenuhi hasrat libur dari lelahnya saraf pria modern? Sudahlah.
Jadi begini Pak Rektor, kami tak mempermasalahkan soal sosialisasinya, ya meskipun itu tak substansial, tapi cara anda itu cukup buat bulu kudu merinding, mana pakai nyewa pesawat lagi, aih mak! Kalau kau mau liburan ya silakan saja liburan, mau jungkir balikpun , terserah. Namun pak, janganlah pakai uang publik demi melayani kepentingan privatmu itu! menyebut sosialisasi kampus lagi. Sebagai Profesor, seharusnya anda tau malulah atas apa yang selama ini kau perbuat, di tengah melaratnya para Mahasiswa yang tak mendapat pelayanan belajar yang mumpuni, kesungguhan untuk mendidik peserta didik untuk menjadi intelektual yang benar-benar menjadi, yang ada cumak nonsens belaka!
Kami sebagai anak-anakmu yang imut-imut dan cukup bengal ini merasa kurang berkenan dengan laku anda, yang selalu membranding diri untuk memperlihatkan kepada khalayak bahwa anda berhasil memimpin kampus kita tercinta, Kenapa yang anda prioritaskan selalu hal-hal tak subtansial dan buang-buang anggaran itu, Mbok ya tau diri gitu, sudah berapa banyak mahasiswa yang ambil cuti karena mahalnya biaya pendidikan di kampus Islam tercinta ini?! Sudah seberapa mapan kurikulum yang dilaksanakan di kampus ini?! Berapa massif mengupayakan untuk membangun kajian keislaman yang benar-benar mampu memberi jawaban atas persoalan masyarakat?! Jangan hanya teriak-teriak radikal radikul aja! Sosialisasi yang berhasil itu adalah ketika lembaga kampus benar-benar jujur tidak koruptif, tidak mengkomersialisasi pendidikan dan juga memberi prioritas sepenuhnya untuk keberlangsungan tradisi intelektual di lingkungan kampus, itu akan lebih berhasil, lebih menyentuh. Tapi ini tidak, urusan branding diri nomor satu, tapi nasib Mahasiswa ya bukan urusan gue.
Demikian tulisan ini kututup dengan sebuah Hadis yang diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim—biar keliatan kalau mahasiswa UIN ndoro, bahwa Nabi pernah bersabda Tidaklah seseorang diamanahi memimpin suatu kaum kemudian ia meninggal dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, maka diharamkan baginya surga” (HR Bukhari-Muslim). Jadi jelas ya, ini peringatan Nabi kepada siapapun yang diamanahi menjadi pemimpin di sebuah kaum, kemudian dia curang, maka neraka baginya, meskipun Ia seorang mandor, tukang cor, hingga Profesor! Semoga selamat ndoro! (*)
Penulis: Wildan Hidayat
Editor: Mochammad Samsi Ridwan