Jember, agitasi.id – Agama dan Cinta: Modal Utama Menjadi Manusia. Tulisan yang melatarbelakangi kursi narasumber, cukup menarik perhatian hadirin dengan menerka-nerka kiranya apa relasinya? Dengan menghadirkan dua narasumber, Habib Husain Ja’far Al-Hadar dan Dr. Hefni Zein, memberikan nilai tawar dan ketertarikan tersendiri. Acara yang dilaksanakan oleh DEMA-FUAH kali ini mengundang minat, baik mahasiswa maupun masyarakat secara luas. Faktanya, hadirin pada acara yang dilaksanakan hari minggu 31 Oktober kemarin, mampu menyabet habis kursi yang disediakan.
Penuturan dari para narasumber mampu menyihir seisi forum dengan nilai cinta. “Bahkan Neraka dibuat atas nama cinta, bukan kebencian,” ungkap Habib. Dalam penjelasannya, beliau menekankan bahwa manusia hadir atas kehendak dzat yang maha cinta. Diperkuat juga dengan bahwa Allah memperkenalkan diri-Nya dengan dua sifatnya, Ar-rohman dan Ar-rohiim. Oleh sepantasnya manusia yang lahir dari dzat maha cinta harus mengedepankan nilai cinta dalam aspek kehidupannya. Toh, dalam syariat pun orientasinya pada cinta. Segala aspek cinta termasuk kaitannya dengan syariat juga turut dijabar luaskan disini. “Segala hukum dalam islam beraspek pada cinta,” imbuh habib.

Kemudian dilanjut dengan narasumber kedua, bapak Hefni. “Aspek Jamaliyah (kelembutan, cinta) dalam Al-quran tertera empat kali lipat lebih banyak daripada aspek jalaliyah (keagungan),” tutur beliau. Ini menegaskan saking besarnya maha cintanya Allah kepada makhluknya. Dalam paparannya beliau juga menjelaskan beberapa poin arti cinta. Pertama, Cinta sejati adalah walaupun bukan karena. Kedua, Cinta itu berusaha keras bukan mengalah. Ketiga, Cinta tidak berbicara masa lalu melainkan masa depan. Dan yang terakhir, Cinta tidak selamanya datar, pasti ada lika-likunya. Kemudian dilanjut dengan penjabarannya satu-persatu yang cukup membuat lengkung senyum pada wajah hadirin yang memperhatikannya.
Berlanjut pada sesi diskusi yang tidak kalah serunya. Dengan antusias audien mengacungkan tangan untuk bertanya. Kiranya cukup membuat narasumber dengan rasa cintanya, memberikan 5 buah buku untuk para penanya. Salah satu pertanyaan menuju kepada humanity of religion. Kemanusiaan adalah sebelum keberagaman, dan kemanusiaan adalah prodak utama dalam agama. Namun kemanusiaan dan keberagamaan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Pada pertanyaan out of the topic (umum), membuat ruang cukup ramai dengan tawa renyah audien, atas pertanyaan audien yang terkesan nyeleneh tapi unik.
“Orang bertakwa adalah orang yang dipancing marah dia tidak marah, memaafkan yang membuatnya marah. Mengetahui, melatih dan memaafkan adalah tiga poin untuk menumbuhkan cinta,” ungkap habib sebelum akhir acara. Setelah berlangsung beberapa jam, pukul 16.30 seminar nasional ini resmi ditutup.
Pewarta : Binti Novitasari
Editor : Muhammad Riyadi