DITUNTUT KLARIFIKASI IHWAL SKANDAL GURU BESAR, PIMPINAN UIN KHAS JEMBER PILIH LIBURAN

AGITASI.ID– Selain matinya kepakaran dalam khazanah keilmuan akademik ternyata ada yang lebih serius ditelisik dari mendapat Gelar Guru Besar, memang adanya persyaratan meraih gelar tersebut dilihat sulit, namun hal itu akan semakin mudah jika sudah mengerti bagaimana alur permainan agar segera dikukuhkan menjadi Guru Besar. Terlebih dapat disaksikan seksama dari setiap laku politis beberapa Guru Besar di UIN KHAS Jember.

Ramai isu beredarnya skandal Gelar Guru Besar kini bukan lagi menjadi persoalan yang tabu untuk diperbincangkan, rasanya semakin berkembangnya zaman tidak hanya pekerja seks komersial yang mudah untuk diakses, dunia akademik pun juga turut tertular karena permintaan eksistensi publik terus mengejar, walaupun terkadang harus menghalalkan segala macam cara untuk meraihnya.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan yang dilansir pada laman media BERITA BARU.CO, Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) melalui akun Facebook resminya, pada Senin 22 Mei 2023 yang berjudul “Guru Besar” Abal-abal? mengungkapkan bahwa telah terjadi skandal pengukuhan Guru Besar di kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember alias UIN KHAS Jember.

Kasus skandal ini melibatkan Rektor UIN KHAS Jember Prof. Babun Suharto dan Wakil Rektor 1 UIN KHAS Jember Prof. Miftah Arifin yang telah memberikan penilaian terhadap karya tulis atas nama Dr. Suhadi Winoto dengan judul “Intereligius Management Islamic Education and Dialogue In Indonesia” yang di klaim telah terbit di Journal of Teacher Education Issue-2, Vol-71 (2020).Padahal jurnal tersebut pernah terbit hanya saja template jurnal tersebut dipalsukan. Parahnya 2 pimpinan UIN KHAS jember ini sebagai rekan sejawatnya sendiri yang seakan-akan tidak punya dosa dan beban moral. Gak Bahaya Ta.

Kampus memang miniatur negara, tapi bukan berarti dalam hal khazanah keilmuan bisa begitu saja spontan dilegalkan tanpa ada prosedur dan regulasi yang jelas, mahasiswa dituntut untuk tetap masuk kuliah perlunya apa, kalau tidak sebagai ruang proses belajar keilmuan, malah Guru Besarnya seenaknya sendiri main kongkalikong. Menyikapi cacatnya pengukuhan Gelar Guru Besar di UIN KHAS Jember Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat UIN KHAS Jember mengadakan aksi massa di depan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) pada hari Kamis, (08/06/2023). Aksi massa yang biasanya diadakan di depan Gedung Rektorat terpaksa pindah, dikarenakan masih tahap renovasi, kurang tau juga uang mana lagi yang dibuat renovasi, untung tidak sekalian nalar para pimpinan kampus yang direnovasi. Chuaksss.

Sesuai dengan Press Release yang dilayangkan oleh PMII Komisariat UIN KHAS Jember menuntut kepada pihak-pihak yang terkait salah satunya untuk memberikan klarifikasi secara terbuka terkait kabar yang bertebaran di kalangan sekitar. Karena mahasiswa yang tidak tau menau akan hal itu sudah otomatis akan juga ikut terseret dan merasa malu kalau kasus tersebut tidak segera diselesaikan.

Baca Juga :  REFLEKSI 61 TAHUN PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

Meskipun sudah menggelar aksi massa, pihak-pihak yang terjangkit skandal lagi-lagi tidak ada dalam ruangan, malah ada yang sedang masih asik bertugas (healing) di Negeri Gajah Putih, apalagi Rektor kampus UIN KHAS yang selalu ada saja alibi sulit ditemui agar dilihat orang yang paling sok penting. Sedangkan yang meraih Gelar Guru Besar menurut pernyataan Warek 3 masih touring di Pasuruan, padahal pada hari itu juga saat aksi massa, beliau sedang mengajar di kelas.

Patut disayangkan itikad baik aksi massa yang tidak dihargai oleh pimpinan kampus, malah ditemui dan diklarifikasi lewat video call, kiranya nasib korban LDR kini tidak hanya terjadi pada seorang kedua pasangan pasutri, namun mahasiswa dengan pimpinan kampusnya pun akan menjadi rekor terbaru dalam hubungan LDR. Kiw-kiw.

alih-alih siapa lagi kalau bukan Warek 3 Prof. Hefni Zein yang hanya bisa ditemui. Sulitnya ditemui selain merasa takut, apakah pimpinan kampus tidak memikirkan keberlanjutan nasib marwah kampusnya?. Pasca aksi massa, pihak Komisariat PMII UIN KHAS menerima kabar baik bahwa pukul 20:00 WIB, Dr, Suhadi Winoto akan mengklarifikasinya, ya, walaupun tidak semua pihak yang bersangkutan mau mengklarifikasi, bisa dibilang cukup berani beliau, karena sudah mau mempertanggungjawabkan atas berita skandal yang telah beredar di media massa.

Cacatan penting kepada pimpinan kampus yang seharusnya wajib bersyukur terhadap adanya kritik dari mahasiswa, hal demikan menunjukkan bahwa mahasiswa masih punya rasa kepedulian menjaga marwah kampus dan bukti tetap melestarikan budaya bernalar kritis. Perlu diingat juga, Pak !. Terlalu utopis jika kampus yang berkeinginan membentuk kader intelektual muslim kalau pimpinan kampusnya sendiri ternyata mengobral Gelar Guru Besar. Miris!.(*)

Baca Juga :  Ironi di Balik Gemerlapnya Alun-Alun Jember, Ada Jalan Rusak Tak Segera Dibenahi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *