Agitasi.id; “Tak kenal maka tak sayang”, begitulah pepatah yang sering kali diucapkan ketika masa perkenalan tiba. Memang rasa sayang akan hadir kala kita sudah mengenal satu sama lain. Rasa welas asih lahir dari upaya untuk saling pengertian, mengenal dan memahami. kader angkatan baru PMII Rayon Syari’ah pada tanggal 14-15 Februari mengadakan kamp ta’aruf Kegiatan yang diadakan di wisata Puncak Badean, Karang Pakel, dengan mengambil tema “membentuk hubungan emosional dan solidaritas di era pandemi”.
Tidak main-main, rencana acara tersebut disusun selama dua bulan. Konsepnya sangat matang, terbukti dengan kompaknya beberapa peserta bahkan peserta yang seolah-olah olah tanpa komando kilat dan bersenada. Padahal saat ini masih pendemi, tentu untuk rapat acara acara mudah. Mulai dari sisi kesulitan pecarian tempat acara, hingga puluhan peserta yang tidak berasal dari satu daerah saja, merupakan masalah yang tidak semua organisasi mampu melaksanakannya.
Agitasi yang hadir dalam acara ini, menyaksiakan beberapa peserta begitu riang bahagia. Pasalnya, para peserta yang merupakan mahasiswa dan anggota sekian lama tidak bersemangat dan kurang bersemangat karena tak ada ikatan emosional, apalagi kekeluargaan selama di kampus. Dunia mahasiswa di era pandemi, tidak lagi menggairahkan. Persis seperti yang Proposal oleh Riadi, Salah satu Pengurus Devisi Keilmuaan PMII Rayon Syari’ah. Ia merasa kasian kepada nasib mahasiswa baru tahun 2020. “Bayangan mereka dunia mahasiswa yang penuh dengan diskusi iklim solidaritas yang lebih tinggi dahulu, pastilah murid. Semua jadi mahasiswa berani, meskipun jadi aktifis, ya aktifis berani ”, ucapnya.
Maklum, jika pada acara pembukaan, masalah dari M Ilham Akbar selaku ketua panitia, menyambut riuhnya tempuk tangan yang meriah dari para peserta. Mereka layaknya berada dalam puncak bahagia. Walapun acara dilakukan dengan tetap memetuhi protokol kesehatan, namun berkumpul di satu tempat di alam bebas yang membuat mereka menjadi satu kesatuan keluarga sesama nasib dan perjuangan. Apalagi, yang juga menjadi daya tarik meraka, dalam acara inti, panitia ajakan untuk bermain bersama. Yang demikian, melatih hubungan emosional yang diperlukan untuk menjaga kerukunan setiap kader baru di organisasi.Avid Lia Nur selaku panitia protokoler perintah “permainan yang kami adakan ini sudah kami siapkan untuk peserta camp, selain itu permainan ini adalah permainan yang sengaja kami pilih untuk dapat mencapai tujuan acara ta’aruf camp,
Sebenarnya sempat menghadapi masalah pada saat permainan berlangsung. Ada cuaca buruk yag tidak mendukung. Panitia protokoler sempat mengalami kebingungan. Namun ternyata dari serunya permainan, hujan yang mengguyur malah sebagai anugerah oleh para peserta camp, sehingga membuat acara menjadi lebih meriah.
Hal lain yang lebih keren legi, dari kegiatan tahunan PMII Rayon Syari’ah ini, adanya mimbar ekspresi di tengah api unggun. Kala api dikobarkan, ada beberapa penampilan dari para peserta yang berabakat. Mulai dari orasi, karaoke, hingga orasi, kesemuanya tentu menambah meriah dan rekat keluarga antar peserta semakin kuat. Seperti yang memang diharapkan sejak awal. “Harapan saya dan teman-teman semua setelah acara ini adalah semoga dengan waktu yang singkat itu, kita semua bisa dekat secara emosional sehingga tercipta rasa solidaritas, kasih sayang, dan persaudaraan.Gunanya agar tujuan PMII sendiri dapat terlaksana dengan baik dan segala nasihat dapat diterim, sehingga kita benar-benar dapat merasakan organisasi PMII sebagai jembatan yang tidak hanya ada di dunia namun di akhirat kelak juga, Tak ada hasil yang mengkhianati rapalan doa dan segenap usaha. Semoga apa-apa yang dilakukan dengan mengatasnamakan tembusan akan terwujud yang diharapkan “, tutur Ilham Akbar, selaku ketua angkatan 2020.
Pewarta : Widiya dan Adfal
Editor : Crew Agitasi