Akar Kisruh Politik ; Pemilik Media Jadi Tim Sukses

Ilustrasi : Agitasi/Alfa Reza

AGITASI.ID – Dalam dunia politik dan media, seringkali kita melihat bagaimana kepentingan pribadi dapat mengalahkan kepentingan publik. Hal ini terjadi ketika para politisi dan media lebih fokus pada keuntungan pribadi mereka daripada pada pelayanan kepada masyarakat.

Secara scope politik, terdapat banyak contoh di mana para politisi menggunakan jabatan dan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok. Mereka mungkin menerima suap atau melakukan korupsi demi keuntungan pribadi, tanpa memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan bagi masyarakat. Tindakan seperti ini merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan menciptakan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya.

Bacaan Lainnya

Begitupun dengan media, yang memang memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan memberikan informasi akurat. Namun, ketika kepentingan pribadi mengambil alih, media dapat menjadi alat propaganda yang digunakan untuk mempengaruhi opini publik sesuai dengan kepentingan tertentu. Berita yang tidak objektif dan manipulatif dapat menyesatkan masyarakat dan mengaburkan fakta yang sebenarnya.

Salah satu contoh konkret dari ketika kepentingan pribadi mengalahkan kepentingan publik, adalah pemilik media menjadi tim sukses capres dan cawapres dalam Pemilihan umum (Pemilu). Dalam beberapa kasus, pemilik media memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi opini publik melalui saluran media. Mereka dapat menggunakan media untuk mempromosikan diri sendiri atau menggiring opini publik sesuai dengan kepentingan politik.

Pemilik media yang menjadi tim sukses capres dan cawapres, memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh liputan media yang positif dan menghindari liputan yang negatif. Mereka dapat menggunakan media untuk membangun citra yang baik di mata publik.

Baca Juga :  DASA CITA UIN KHAS JEMBER; Green and Smart Campus Bisa Hanya Jadi Monster Masyarakat, Buto Ijo

Sementara, pesaing politik mereka mungkin tidak mendapatkan perlakuan yang sama. Hal ini menciptakan ketidakadilan dalam kompetisi politik dan merugikan kepentingan publik yang seharusnya menjadi fokus utama.

Selain itu, pemilik media yang menjadi tim sukses capres dan cawapres, dapat memanfaatkan sumber daya media mereka untuk mempengaruhi hasil pemilihan. Mereka dapat menggunakan saluran media untuk menyebarkan propaganda yang menguntungkan diri mereka sendiri dan merugikan pesaing politik. Dalam beberapa kasus, pemilik media bahkan dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan media independen dan menghambat kebebasan pers.

Dampak dari pemilik media yang menjadi tim sukses capres dan cawapres juga dapat terasa setelah pemilihan selesai. Jika mereka berhasil memenangkan pemilihan, mereka dapat menggunakan kekuasaan politik untuk melindungi kepentingan pribadi dan mengendalikan media dengan lebih mudah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan pembatasan kebebasan media, yang pada akhirnya merugikan kepentingan publik.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang transparan dan adil dalam pemilihan umum. Pemilik media seharusnya tidak diizinkan untuk menjadi tim sukses capres dan cawapres, agar tidak terjadi konflik kepentingan yang merugikan kepentingan publik. Selain itu, perlu ada regulasi yang ketat untuk mencegah pemilik media memanipulasi opini publik dan mempengaruhi hasil pemilihan.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengawasi dan memperjuangkan kepentingan publik. Masyarakat harus cerdas dalam memilih pemimpin yang jujur dan berintegritas, serta mendukung media yang independen dan bertanggung jawab. Dengan menjadi konsumen media yang kritis dan aktif, masyarakat dapat membantu memastikan bahwa kepentingan publik tetap menjadi fokus utama dalam politik dan media.

Hingga pada akhirnya, politik dan media harus berfungsi sebagai alat untuk melayani kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi apalagi lupa dengan visi misi dan tugas utama sebagai seorang mediator.

Baca Juga :  UIN KHAS SHITPOST OPOSAN YANG KURANG SERIUS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *